Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anggaran Belanja Desa Rawan Dikorupsi sebab Pilur yang Biaya Tinggi

19 September 2021   13:40 Diperbarui: 19 September 2021   13:44 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggaran belanja desa rawan di korupsi, sebab pilur yang biaya tinggi

Sayyid jumianto

Desa seakan menjadi gambaran nyata kelak pemilu raya 2024. 

Bisa jadi tolok ukur masa pandemi covid 19 untuk pelaksanaan demokrasi di tingkat nasional kelak.

Bukan masalah gelontoran dana milyaran untuk kelurahan saja yang menjadi minat seseorang untuk jadi calon lurah. Bisa jadi meneruskan "dinasti lurah" dari bapak atau mbahnya dulu pernah ngelurah di salah satu desa setempat.

 Namun ada juga yang mengabdi tulus syukur-syukur kecipratan dana desa yang milyaran rupiah tersebut. 

Paling parah adalah calon lurah yang berotak bisnis bisa tink tank proyek skala nasional yang sungguh akan di manfaatkannya kelak. 

 Saya masih berprasangka baik bahwa ketulusan mengabdilah yang sungguh membuat mereka menjadi calon lurah dan beradu nasib kelak waktu pilkades.

Biaya tinggi

Nyalon lurah tidak hanya bicara tentang modal dengkul dan kejujuran. Memang perlu biaya tinggi dan itu biasanya di bebankan pada calur yang bersangkutan.

 Biaya tinggi inilah yang buat calur bokek atau miskin biasanya kalau sudah jadi nanti" golek tombok ".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun