Sayyid jumianto
Sebelum semua terkuak dan waktu seperti adanya. Naungan itu yang dicari ketika semua tercekat pada maksud kekuasaan yang labil dan penuh gejolak.Â
Waktu belum berpihak pada rakyat benar adanya pemerintahan Soekarno mulai keteteran  karena pembangunan politik dan kisruh politik perbedaan tajam antar lembaga menjadi sebab. Sebabkan semua lini berjalan sendiri-sendiri mempertahankan kuasanya.
Sepertinya semua tertekan keadaan bapak membicarakan pada kami harus siap hadapi perubahan zaman revolusi yang di gaungkan bung besar dan inilah patriotisme yang bapak tularkan pada kami.Â
Walau semua nampak biasa saja tetapi keadaan inilah yang memicu kami lebih kreatif lagi menghadapinya.
Ketika politik jadi panglima dan pembeturan terjadi dimana-mana sang bung besar mau menyatukan dengam inspurasi Nasakom yang terkenal itu.
Menyatukan beberapa ideologi jadi satu nasionalisne, agama dan komunis, inilah yang tampaknya bapak sadari sosialisme relugiusitas tahun ini tetgerus sosialisme kiri yang semakin menjadi.
Sejarah orde lama sebagai pelajaran tersendiri bagi kita kini bahwa semua memang harus disatukan tetapi semua harus tahu bahwa setiap kekuasaan itulah tujuan akhir partai, perseorangan dan golongan adalah nyata.
 "Bapak ingatkan setiap orang bisa jadi terlena oleh semua ini tanpa tujuan arti, tetapi keyakinan itu harus ada" kata bapak pada kami.Â
Sering perbenturan antar kelompok itu semakin intens dan pihak-pihak yang bermanuver meninggalkan jejaknya yang selalu diingat orang.Â
Aku tahu jejak orang-orang kiri itu sudah ada sejak masa penjajahan "perjuangan orang kiri" telah ada waktu merebut kemerdekaan itu harus kita tulis jejaknya.
 Ketika kesadaran berorganisasi mulai nampak harus kita akui orang kiri juga bangkit untuk melawan penjajahan.
 Namun juga harus kita akui orang-orang kiri juga pernah membuat murka kita dengan pemberontakannya 1912, 1948 dan 1965.
Cita-cita untuk pembebasan bukan hanya kaum kanan saja serta kaum terpelajar akar kuat dari kaum kiri adalah kesamaan nasib tertindas dari para penjajah .
Jalau jalan terjal mereka melenceng dan berdarah-darah karena alassn ideologis mereka yang halalkan segala cara untuk itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H