Klitih di Jogja bukan untuk diburu saja!
Sayyid jumianto
Sungguh perburuan itu diceritakan detil disebuah koran jaringan lokal dan semua tahu mereka niat baik. Saya sebagai warga Jogja sedikit lega dengan langkah mereka "memburu" dan mengeliminir kriminalitas jalanan ini.
Saya tidak bahas ini tetapi di sini Jogja ternyata  klitih sekarang ternyanta  sangat berbeda dengan tahun 1990an waktu saya SMA yang kebetulan saya sekolahnya di lor stasiun tugu yang dan selalu lewat kampung yang terkenal banyak premannya.Â
Beda klitih dulu dan sekarang adalah dulu waktu pertandingan olah raga bisa jadi saling ejek  dilapangan lalu terjadi perkelahian.Â
Bila sekarang geng sekolah turut membuat keruh suasana, apalagi ada beberapa motif yang landasi klitih sekarang dendam pribadi, dendam geng dan gengsi antar sekolah.
Saya tidak menjustice tentang klitih ini karena data dan fakta telah terjadi. Korbannya bukan saja sakit parah tetapi cacat seumur hidup bahkan tewas karena sebab tidak jelas.
 Sungguh ini bukan hanya perkelahian biasa tetapi klitih sudah sebagai "senang-senang membuat celaka orang lain".Â
Bila tertangkap hanya dihukum pembinaan baru ada korban jiwa di hukum sesuai KUHP walau tetap dianggap anak dibawah umur insting membunuh karena motivasi pribadi atau bela kelompak (gang sekolah) tampak inilah resiko yang mereka sadari akan menimpa mereka.
Kadang kita ngeri dengan tindakan pengklitihan ini orang tidak tahu apa-apa dibabat pedang, dipukuli dan di clurit tanpa sebab bila apes bisa tewas, bila beruntung bisa hidup dengan cacat seumur hidup.