Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menuju Titik Nol Peradaban

12 Agustus 2021   17:23 Diperbarui: 12 Agustus 2021   17:26 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuju Titik nol peradaban

Sayyid jumianto

"Ujian ini harusnya sadarkan aku dan kamu untuk merubah midseat yakni pola pikir kita dan pola tindak kita."

Kadang hidup ingin sebuah kebebasan individu. Kebebasan yang orang lain tidak boleh menggangunya. Kebebasan berekpresi, olah raga dan finansial. Semua orang pengen instan itulah salah kita.

 Bukankah semua harus berlaku hukum alam yakni berproses untuk lebih baik. Walaupun proses berproses itu harus dari mulau nol dan berdarah-darah dalam menggapainya tetapi yakin dan nikmatilah apa yang ada itu untuk menuju lebih baik. 

Karena niat baik, berpikir baik dan bertindak baik insyaallah hasilnya baik. Jer basuki mowo bea inilah orang-orang jawa berkehendak bahwa hidup mulia itu harus berkorban untuk tujuannya(terjemahan bebas)

Semua harta benda dan kesuksesan tidak berarti apa-apa tanpa dilandasi iman dan taqwa. Ingat Allah swt masih menguji kita hari ini ya virus corona seakan membalikan semua yang ada sekarang.

 Semua terasa dampaknya kaya, miskin orang biasa juga terdampak inilah ujian yang Allah swt saat ini. 

Semua usaha dilakukan untuk menuntaskan dan menghilangkan virus ini.

Pandemi corona yang hampir dua tahun ini seakan sebuah titik balik untuk hidup yang lebih baik lagi, hidup yang harus berani untuk menghadapi dan hidup bersama dengan keadaan sekarang ini.

 Hidup bersama virus corona bukan kita tidak waspada tetapi tetap bisa menjaga diri dari paparan dan terkena imbas virus ini. 

Titik balik yang harus kita jalani karena kuatnya pengaruh virus ini dalam tatanan kehidupan kita saat ini.

Terpukulnya faktor kesehatan berimbas pada faktor kehidupan yang lain seperti ekonomi, sosial, kebudayaan serta faktor lainnya yakni keamananan, politik dan pertahanan negeri ini yang terimbas juga. 

Mari noto ati dan harusnya bersyukur atas segala nikmat-nikmatNya yang sudah kita dapatkan. 

Ujian ini harusnya sadarkan aku dan kamu untuk merubah midseat yakni pola pikir kita dan pola tindak kita.

 Sebab bila terlalu berharap segera berakhir pandemi ini ujungnya rasa gelisah, ketakutan dan hati yang was ujungnya stress. 

Inilah yang harus kita enyahkan dari diri kita karena ini sebuah cobaanNya yang harus kita hadapi, waspada dan mari kita cari solusinya  yang terbaik dan tetap ikuti protokol kesehatan yang ada. Itulah yang harus kita jalankan, bisa jadi  kita harus selalu juga tetap pasrah padaNya.

#tulisan pertama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun