Madukismo pabrik gula satu-satunya di Jogja saat ini
Sayyid jumianto
Menulis Madukismo pagi serasa kembali masa kecil aku senang mencari tebu sisa panen di sawah pinggir desaku waktu pulang sekolah kala itu.Â
Pagi ini aku sempatkan jalan-jalan dimuka pabrik gula Madukismo satu-satunya pabrik gula yang ada di Jogja. Dulu ketika jaya perkebunan tebu di era Sultan sugih Sri Sultan hamengkubuwono II ada banyak pabrik tebu di Jogja seperti pabrik gula Sewu Galur di Kulon progo, pabrik gula Rewulu di Sedayu Bantul keduanya salah satu contoh pabruk gula yang sudah bangkrut dan tinggal sisa peninggalan masa lalu.Â
Madukismo dulu bernama pabrik gula Padokan sebagai pabrik yang sudah tua masih eksis keberadaannya seumuran dengan pabrik Gula Gondang Langu diKlaten Jawa tengah.Â
Madukismo selain membuat gula juga menghasilkan produk sampingan pupuk tetes tebu dan spiritus yang banyak dibutuhkan petani di samping juga pupuk alami dari ampas tebu.
Sejarah membuktikan kenapa dan mengapa VOC dengan gubernur jendral Vanden Bosch menjalankan politik cultur stelsel untuk ngijoli bangkrutnya Belanda karena perang Diponegoro 1825-1830.
 Sebagaimana manifestasi penjajah Belanda membuat banyak pabrik Gula di Jogja karena nilai strategis dan mudahnya transportasi pengangkuran barang disamping karena suburmya lahan pertanian di Jogja kala itu ada lebih dari 11 pabrik Gula!
Pada masa pejajahan Belanda pabrik ini hancur lebur dan selanjutnya dirintis kembali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selanjutnya didirikan Madukismo bertujuan menolong rakyat karena banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh Belanda.Â
Cukup asyik juga jalan-jalan pagi ini saya nulis opo anane seingat saya dan inilah yang bisa saya sajikan hari ini.
Tetap jaga kesehatan ini bukan jalan-jalan biasa buat saya karena disambi nunggu urut vaksin corona di utara pabrik ini demikian ayo jaga diri patuhi prokes dan juga taati aturan pemerintah semoga corona ini lekas hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H