Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tafsir kekinian Kidung Rumekso ing wengi (01)

3 Juli 2021   21:44 Diperbarui: 3 Juli 2021   23:17 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tafsir kekinian Kidung Rumekso ing Wengi (01)

Sayyid jumianto

Sebagaian bait dari  Kidung Rumekso ing Wengi yang   diciptakan Sunan Kalijaga,


....Ana kidung rumekso ing wengi Teguh hayu luputa ing lara luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun paneluhan tan ana wani niwah panggawe ala gunaning wong luput
...........

Wikipedia.dok
Wikipedia.dok
Mulai malam ini saya akan tafsirkan bebas kekinian kidung atau tembang dari kanjeng Sunan Kalijaga untuk renungan di masa PPKM darurat ini.

Tembang kidung Rumekso ing wengi ini tidak seterkenal dengan tembang Ilir-ilir yakni tembang lain yang juga diciptakan oleh kanjeng Sunan Kalijaga seiringan.dengan dakwahnya menyebarkan islam ditanah jawa. 

Dakwah para wali sango yang melalui sosial kebudayaan ini sedikit banyak diterima apalagi sejak surutnya imperium Maja pahit  sekitar abad 16 sangat berpengaruh berhasilnya dakwah lewat budaya(gamelan, wayang dan sajak(kidung) )

Saya coba melihat kidung rumekso ing wengi  ini sekilas mewakili kita atas kegamangan semua lini kehidupan ini karena pandemi corona yang tidak(belum),berakhir bahkan  dibumi Mataram (Jateng dan Jogja) seakan tiada hentinya bertambah bamyak penderita covid 19.

Goreh, Gundah(kebimbangan )yang sangat.

Ini yang kita rasakan saat ini dulu karena semu orang merasakan pandemi korona, Ini adalah gambaran nyata yang disebutkan sang wali  kanjeng Sunan Kalijaga harusnya sadarkan kita akan semu yang terjadi saat ini.

Tafsir kekinian saya tulis karena ternyata kita hadapi kegamangan nyata yang hampir-hampir mirip saat jatuhnya kerajaan Majapahit saat itu. 

Bisa jadi pandemi ini akan ada "kejatuhan" kepemimpinan saat ini bila tidak mampu tangani pandemi ini. Sebab imbas nyata adalah kehidupan sosial ekonomi "yang gagal" membuat semua sektor seakan berhenti mendadak.

Kidung ini mengingatkan bahwa segala penyakit itu ada obatnya dan yang penting tetap percaya dan berusaha bahwa pandemi corona ini akan ada jalan keluarnya demi kemaslahatan kita bersama nantinya. 

 Mengapa saya tidak terjemahkan bait ke bait karena setiap bait saling bertautan yang isinya ngelenke atau mengingatkan kita tetang kebaikan di dunia ini.

Semua harus kembali sadar kita hanya kecil di mataNya. Lihatlah ujian pandemi corona ini akan menampakan sisi asli kita sebagai manusia yang sesungguhnya saat ini. Sisi kebaikan dan keburukan kita terlihat nyata akhirnya.

Kidung ini ingatkan kita untuk selalu tetap punya keteguhan iman karena pandemi corona ini bukan saja republik ini yang kena imbasnya tetapi sak ndonyo, alias seluruh dunia terimbas adalah nyata adanya. 

Virus ini bukan saja mengimbas pada masalah kesehatan tetapi sektor lainpun juga terdampak menyeluruh sungguh buat kita sebagai manusia bisa goreh iman kita juga bukan suatu kebetulan juga adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun