Lip service vs mitro ngedebus: ajining diri ana lati, ajining raga ana busaba
Sayyid jumianto
Tahun 1990an ada istilah mitro ngedebus, olok-olok untuk orang yang bicara sama kenyataan tidak sama.Â
"Mitro ngedebus"kata mereka ketika seseorang datang diacara atau pos ronda bicara tentang sesuatu yang tidak ada benar ataupun faedahnya.Â
Ibarat tetangga ada jarum jatuhpun dia sok tahu dan ingin tahu, bahasa anak sekarang kepo atau kepoin sesuatu yang bukan masalahnya dan bukan untuknnya.
Omdo,
Omong doang kau bahasa jawanya ndobosan adalah bisa jadi asal mulanya adalah sebuah kebohongan induknya.
 Tujuannya jelas untuk tutupi ketidak mampuan atau kebohonganÂ
sebelumnya.
"Bagaimana tidak angkringan mulai sepi sepertinya virus ini semakin  ndadi mbokne" kataku pada istriku sedikit mengeluh tanggal tua ini banyak pelanggan yang tidak jajan, disamping banyak yang take away langsung dibawa pulang.Â
"Sabar, njebloge virus, ndadine virus ing tlatah Jogja kene sebenarnya kita sendiri yang buat ya kan pakne?"balas istriku sambil mengisi tiga ceret angkringan kami.
 "Sebenarnya ngarso dalem sudah peringatkan kita yang bandel, berkerumun, hajatan,malah pesto-pesto barang bune" kataku menyikapinya.
 "Akeh pelanggan sik ngerti kahanan ini, tahu keadaan ini beli langsung bayar, ana, tetapi ada yang ngempalang yen di tagih alasan terus'kata istriku sedikit balik mengeluh padaku.Â
"Yo kuwi si mitro gelem makan minum kalau ditagih utangnya endo, menghindar, alasan macam-macam.
Sebenarnya kami tahu keadaan mitro yang sering di parabi sang ngedebus ini karena omongannya yang besar dan bila ditanya kenyataannya tidak bisa menjawab malah di tambahin alasan lain yang tidak masuk akal untuk menjawabnya.Â
Viruss corona ini menjadi alasan tidak bisa cari uang dan alasan malas untuk berusaha.Â
Itulah kelemaham kita saat ini kene sebenarnya masih adem ayem semua sudah diperingatkan untul njogo diri, njogo projo, njogo keluawargo, lam njogo kahanan ning viruse ternyata lebih cepat menyebarnya.
"Kabeh susah bune, kabeh iseh rekasa kabeh yo keno kahanan iki kabeh merasa semua penderitaan korona ini disemua lini kehidupan, tidak hanya kita pakne"kata istriku padaku.
"Ning yo kuwi pakne yen akeh sik mimpin amung koyo mitro ngedebus koyo ngono njur piye kedadiane ngko ? "Takone bojoku marang aku.
"Koyone ana wirus yang lebih bahaya yakni virus kebohongan kang embetanne yo ketidak percayaan pemilih pada penguasa saat ini bune'kandaku karo bojoku.
Karena"Ajining ning diti ana lati, ajining raga ana busana" sebuah pepatah jawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H