Mengenang  peristiwa Jogja kembali 29 Juni 1949 (02)  : Jogja is de Republike Indonesie
Sayyid jumianto
Tulisan saya yang kedua ini saya menulis peristiwa yang melatar belakangi Jogja kembalj 29 Juni 1949 adalah peristiwa serangan umum 1 maret 1949 yang mampu membuka mata dunia bahwa republik Indonesia kala itu masih ada.
 Walau hanya enam jam bisa duduki pusat kota jogja tetapi effeknya bisa kembalikan kepercayaan dunia pada republik ini dan berhasilnya perundungan Roem-Roeyen yang berhasil usir Penjajah Belanda dari bumi Mataram yang waktu itu sebagai ibu kota republik Indonesia.
Tokoh-tokoh yang sungguh berjasa pada peristiwa ini semua orang sudah tahu dan kita tidak bisa melupakan jasa-jasa mereka sampai saat ini. Sri Sultan Hamemgkubuwono IX, Jendral Soedirman dan Soeharto, serta perunding saat itu Roem
Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Maksud pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama.
 Perundingan sangat alot sehingga memerlukan kehadiran Mohammad Hatta dari pengasingan di Bangka, juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta untuk mempertegas sikapnya terhadap Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta.
Sti Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan "Jogjakarta is de Republiek Indonesie" (Yogyakarta adalah Republik Indonesia).
"Jogjakarta is de Republiek Indonesie "  inilah pernyataan tegas  Sri Sulran Hamengkuwono IX yang nyata membuat perundingan yang alot itu berhasil kala itu.
 Perundingan antara yang akhirnya membawa kita ke perundingan meja bundar di Den Haag sebagai pengakuan Kemerdekaan Republik ini bukan dari Belanda saja tetapi dari dunia yang terpenting saat itu
Inilah yang melatar belakangi apa yang dinamakan Jogja kembali yang identik dengan "Indonesia kembali " dan bisa mempertahankan kemerdekaan saat menghadapi clash ke dua melawan penjajahan belanda yang akan duduki lagi tanah air republik Indonesia.
Pelajaran berharga
Sungguh sekarang saatnya kita harus bangkit dan siap untuk isi kemerdekaan ini dan sigap, sadar republik ini memerlukan pejuang-pejuang baru dalam mengisi kemerdekaan ini dan hadapi situasi kekinian saat ini. Â
Apakah kita akan berpangku tangan hadapi virus corona yang sedikit banyak telah "lumpuhkan" sendi kehidupan kita ataukah kita belum sadar atas semua ini sehingga abai?
Sungguh yang paling berat adalah mengisi kemerdekaan dan itu sekarang kembali nyata adanya dan dari peristiwa Jogja kembali ini bisa kita petik pelajaran berharga bahwa kita bisa untuk siap berjuang membuat sehat bangsa ini dengan patuhi aturan yang ada untuk melawan virus ganas ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H