Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seratus Tahun Jejak Soeharto Dulu dan Kekinian (3): Mikul Duwur Mendem Jero

9 Juni 2021   11:41 Diperbarui: 9 Juni 2021   12:10 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah ungkapan daripada pak harto kita harusnya ingat yang baik-baik saja dari generasi terdahulu, dan berintropeski pada kesalahan dan ketidak becusan pendahulu kita.

Atau kita mau dendam pada masa lalu dan selalu menimpakan kesalahan pada masa lalu tanpa mau tahu bahwa semua ini juga bisa menimpa kita setelahnya.

Tulisan ini saya akhiri untuk ingatkan kita terutama diri saya sendiri dan untuk semua yang membaca tulisan saya ini.

Tidak harus seseorang mempunyai niat untuk dijadikan pahlawan negeri ini karena bukti nyata sumbangsih nyatalah yang harus kita berikan pada negeri ini  tanpa mengharap imbalan materi adalah sebuah keharusan. Soeharto bisa menjadi kaca benggala buat kita bahwa seseorang itu harus bisa mwnemoatkan diri pada tempat dan waktu yang tepat  seperti ungkapan jawa ngluruk tanpo bolo menang tanpo ngasorake.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun