Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Pantai (12) Tanda-tanda Itu

25 Mei 2021   07:41 Diperbarui: 25 Mei 2021   07:46 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak Pantai (12) tanda-tanda itu 

Sepertinya kemarau sudah tampak sisa-sisa musim hujan kemari sudah mulai kelihatan muara sungai di ujung samudera ini semakin nyata. 

Sampah dari kota berhamburan bukan sampah yang mudah busuk seperti daun dan makanan sayangnya banyak juga sampah plastik dan bekas kemasan. 

Sebagaian memang rejeki buat pemulung tetapi sebagaian juga buat murung dan manyun para nelayan.

Tambak udang serta jaring apung banyak tangkapannya yang berkurang dan mulai terganggu dengan sampah-sampah di muara sungai. 

Kakak sampai geleng-geleng kepala apa harus karena alasan pandemi covid 19 ini buat kita lupa jaga lingkungan kita? Bukankah wabah covid 19 ini juga karena kesalahan umat manusia?

Dua petanyaan yang tidak bisa aku jawab karena seperti di pelajaran biologi sekolahanku ekosistem dan rantai makanan adalah dua sisi yang saling berkaitan di lingkungan biotik dan abiotik, inilah yang seharusnya kita jaga. 

 " sekalian belajar biologi kak" kataku sedikit malu padanya.

 "Kalau dibiarkan nanti telur-telur ikan pada hilang, susah lagi bapak-bapak kita cari ikan" keluh kakak padaku.
 
Mesin kapal lawas

Kakak tahu mengapa mesin-mesin kapal dibaling-balingnya selalu rusak karena terbelit sampah plastik demikian juga mengapa jaring-jaring nelayan pada jebol juga karena sampah logam dan plastik yang merobek jala harapan hidup para nelayan. " susah mas kalau mesin ini rusak tidak bisa melaut dan ketel njungkel adanya" keluh pak Kasimo juga sahabat bapak dari kampung sebelah.

"Sebenarnys aku juga punya mesin disel lawas yang dulu untuk generator listrik es sekarang rusak dibelakang rumah sayang teronggok padahal bisa untuk dinginkan ikan-ikan kita"sahutnya lagi. 

"Maaf pak ini mesinnya kotor kena sampah jadi rusak, nanti diselnya saya lihat ?" Kata kakak sedikit buat senyum pak Kasimo apalagi mesin kapalnya cuma kotor saja san bisa hidup setelah di perbaiki kakak. Mesin pompa kompresor elektrik itu sangat berguna, sesekali kakak menerima telepon dari hpnya serius dan tertawa, aku sedikit curi dengar kakak disuruh ke bengkel dikota tetapi kakak minta besok-besok saja karena alasan mudik dan pandemi corona ini buatnya tidak ke kota lagi nampaknya sudah bulat 

adanya.

"Mudik selamanya..."itu guyon kakak ketika bertemu dengan teman kampungnya dulu yang dan mereka senang adanya ketika kakak pulang saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun