HRS, Gibran dan teror bom seakan melupakan sejenak bahwa peristiwa politik ini seakan menafikkan dan melupakan kita masih dimasa pandemi. HRS yang coba keadilan hukum atas dirinya sangat membuat khalayak bertanya begini toh kalau "melawan" penguasa yang syah dan begitu dulu dan sekarang HRS telah menempuh apa yang dinamakan hangunduh wohing pakarti
HRS sedang berujung dari yang dinamakan menerima balasan apa yang dinamakan "judgement day" HRS/FPI sudah menjadi musuh bersama dengan kurva singgung musuh pemerintah yang berkuasa saat ini. Kurva singgung tempat orang "membela" kepentingan negara dengan menempatkan HRS/FPI sebagai salah satu batu kerikil rajam di karpet mulus istana negara yang didalamnya banyak orang yang tulus mengabdi pada nusa bsngsa dan sebagaian mengabdi karena kesamaan nasib dan tujuan parpol dan tugas negara.Â
Jangan lupa didalamnya banyak penjilat dan oportunis yang menggunakan kesempatan kedua pemerintahan presiden J untuk curi dengar dan memanfaatkan secara politis serta ekonomis yang tentu saja berdampak pada duit dan faktor kedekatan dengan kekuasaan maka banyak oknum dipemerintahan lingkar istana menggunakan faktor dekat ini untuk tujuan politisnya. Selasa ini akan terbukti dan mari buktikan bahwa HRS/FPI adalah sebuah tumbal politik atau sebuah kebenaran hukum yang didalamnya beraroma politik ysng tujuannya pasti hancurkan HRS/FPI untuk lindungi kekuasaan saat ini.
Fenomena Gibran
Sebuah realita bahwa ada gula ada semut nampaknya banyak orang -orang partai yang  merencanakan dan terang-terangan mrndukung kekuasaan ysn instan untuk menuju kursi nomor satu DKI Jalarta mereka senang  apalagi ada konsep "the nex  presiden" yang karena pemahaman Jawa sentris selain faktor 2 D yakni Duit (dana) dan Dekat (keturunan atau family dan kedekatan dengan istana) itulah memgapa banyak yang sowan dan munduk-munduk ke rumahnya untuk share gagasan serta usulan tertentu tentu saja dengan memanfaatkan agenda politik tertentu itulah yang dinamakan "politik silahturahmi" yang kental dengan KKN baru dan nyata.
HRS/FPI dan Gibran adalah situasi politik hukum kekinian dan sungguh menarik perhatian masyarakat lewat media massa dan media sosial yang sungguh mereduksi dan sedikit lupakan dampak pandemi corona ini fenomena politik jelang masa akhir jabatan presiden J apapun dijalankan oleh kawan maupun lawan politik  semua siap bertarung dan walau begitu sungguh kaum-kaum radikal dengan topeng agama seakan unjuk gigi, kita lengah dan adanya bom bunuh diri nampaknya mereka ingin "eksistensi" atau balas dendam adalah unjuk politik mereka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H