Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Kubu Demokrat Gamang dengan Bebasnya Anas Urbaningrum Cs

25 Maret 2021   17:49 Diperbarui: 25 Maret 2021   18:12 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semua yang terjadi adalah sebuah permainan politik, sepertinya partai D sudah menemukan apa yang dinamakan "ngunduh wohing pakerti" setelah berjaya dua periode memimpin negeri ini diera presiden SBY, sekarang sudah menjadi takdir mengecil dan penuh konflik internal maupun eksternal.

Partai D terbelah menjadi dua kubu besar Kubu AHY dan kubu Moeldoko walau partai ini sudah kehilangan momentumnya tetapi nampaknya "masih legit " dan menarik untuk dijadikan kuda tunggangan, mempertahankan pengaruh, melanggengkan kekuasaan dan memperpanjang nafas bargaining politik  dengan SBY sebagsi mercusuarnya.

Realita mengapa ada banyak pihak berusaha memanfaatkannya karena partai berlambang Mercy ini "akan eksis" lagi sepeninggal kekuasaan Presiden J inilah yang tampaknya segelintir orang dengan dua faktor 2 D tergerak untuk "mengkudeta"  karena faktor Duit dan Dekat kalangan istanalah mengapa seorang ketua KSP bapak M keroyo-royo ambil bagian dengan 2D ya duit ya faktor dengan kedekatan dengan istana

Faktor eksternal ini tampaknya turut memecah belah partai D dan ini wajar karena kuasa dan kekuasaan butuh legitimasi dan dukungan segurem apapun sebuah partai. 

Sebanarnya inilah politik gaya negeri ini tidak pernah punya kader terbaik dan minimnya bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tanpa keringat untuk menggoyang suatu partai dan faktor jalan pintas punya saham (,duit) bisa belikan jaket dan kaos beres minim perjuangannya bukan saja partai D, juga sekelas PAN, PPP serta PKB pernah alami ini semua dan akhirnya di legitimasi kemenhuhamlah membuat mulus sempalan dan kader tanpa keringat ini adalah sebuah realita sekarang.

Faktor internal

Nampaknya bebasnya Anas urbaningrum, Angelia sondakh, dan Nasarudin semakin nyata apa yang dulu ditutupi akan tersibak kenapa kader terbaik partai ini "dikorbankan" untuk sebuah perjuangan  partai apa yang dinamakan "hambalang gate" membuat ketar ketir dua kubu yang berseteru terutama kubu M dan juga kubu AHY tentunya.

Mengapa mereka dikorbankan?

Apakah benar dulu untuk memperkuat  faktor 2 D tadi mereka dikorbankan?
Siapa yang akan menampung mereka?

#partai  (D) demokrat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun