Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Balik Masker Presiden #04

24 Maret 2021   11:55 Diperbarui: 24 Maret 2021   12:12 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh ekonomi baru akan bergerak merangkak naik sebab pandemi corona ini masih membuat tiarap berbagai sektor ekonomi  negeri ini. Jabatan kedua adalah sebuah realaita  yang harus di hadapi presiden Joyo mie yang sungguh akan  banyak tantangan dari dalam dan luar negeri juga banyak tantangan dari dirinya sendiri dan dari publik dalam negeri karena kemenangan dua kali melawan pesaing utamanya sungguh seakan semua langkahnya kini tersorot mata publik, apalagi yang harus di perjuangkan adalah kepercayaan publik yang ambruk karena wabah corona yang menglobal yang sedikit menghabat program-program  yang direncanakan pada kepemimpinan keduany kali ini.

"sekali lagi saya tidak sedikitpun untuk menjadi presiden sampai ketiga kali jabatan saya cukup dua kali preiode sesua amanah Undang-undang dasar kita"

Pemerintahan pertamanya yang tanpa halangan dan berjalan mulus sehingga di percaya lagi menjabat adalh hal terbalik di pemerintahan keduanya cobaan-cobaan semakin enjadi nyata, dan sikapinya dengan selalu memakan mie kesukaannya.

"keberhasilan Joyo mie mohon tidak di samakan dengan keberhasilan presiden yang dulu, karena keberhasilan ini adalah wujud pemerintah ada dan hadir serta mendengar keluahan rakyat walau saya maklum Joyo mie sebagai presiden hanya manusia biasa syah-syah saja bila mengkritik saya sebagai presiden tetapi yang arif dan tidak hoax semua saya akan dengar "

Apakah bapak presiden Joyo mie akan mendengar penolakan petani atas impor beras ?

Sepertiny kita harus bersabar dan harus kita siapkan apa yang di namakan bapak "mie terbaik" dan inilah mengapa kita harus maklum  bila terjadi kelak ( impor ) beras kita sedikit lebih murah dari beras itu harus di sikapi dengan bijak  sambil memakan mie kesukaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun