Hampir setahun
Pandemi itu seakan menjadi nyata akhirnya membuat yang entah tidak terpikirkan menjadi nyata, semua tunduk pad aturan yang ada, Jogjaku tercinta masih bergelut dengan pandemi ini walau pada akhirnya kita tidak akan menyerah tetapi setiap kota semakin banyak  korban yang berjatuhan, sakit, terpapar bahkan meninggal dunia.
"instropeksi mas" kata istriku
"pasrah" jawabku singkat
"harus patuhi protokol kesehatan " wanti-wanti istriku bilang ketika aku  akan bekerja
"beres" jawabku singkat
Saling ingat dan mengingatkan, bersusah payah pemerintah ingatkan, bergabagi upaya untuk menghilangkan wabah ini tetapi Tuhan berkehanedak lain inilah hidup manusia-manusia di akhir zaman kata seorang pemuka agama di ceramahnya, setiap orang mencari selamat sendiri dan kadang tidak peduli, lewat pandemi ini Allah swt mengirimnya untuk  kita manusai peduli pada alam dan peduli pada lingkungan hidup juga peduli pada sesam manusia.
"Waktu serasa pendek, ini di ujung tahun, kamu lupa sobat" kata tanggalan di dinding meja tamuku
"ya, kami terlarut atas pandemi ini sehingga seakan tanggalan merah semua, semua libur" hiburku lagi
"kamu lupa bersyukur kawan" kata tanggalan padaku
"benar adanya" jawabku singat
Ketika ancaman pandemi ini mulai dekat dengan lingkungan kami seakan menjadi nyata bahwa virus covid 19 ini adalah virus global yang terus terang menjad sebuah pertanyaan di benakku
Apakah ini adalah akhir dari umat yang dinamakan "manusia" ?
Apakah ini yang dinamakan "kiamat bagi manusia di bumi ini?"
Dua pertanyaan yang semakin hari aku seakan tidak mempunyai jawaban yang pasti, malahsemakin hari semakin nyata hanya orang-orang, manusia-manusia terpilih sajalah yang  akan bisa melangsungkan hidupnya di planet bumi, saya jadi ingat film star trex ketika bumi  semakin tidak nyaman akhirnya kita menggembara ke planet lain, dan apakah kita akan di kota iron man ketika musibah perang nuklir sudah meluluh lantakan dan apakah kita harus mencari manusia superman untuk menanggulangi wabah ini?
Waktu kita masih kecil akan senang bila melihat komik-komik ini tetapi generasi gamer sekarang nampaknya kita harus berkecil hati karena "faktor individul" sudah tertanam di generasi X dan Y itulah kenyataan sekarang yang tidak terhindarkan sampai sekarang ini.
"Waktulah yang akan menentukan" kata istriku
"diujung nasib akhir 2020 ini seakan awan  gelap seakan muncul lagi di hadapan kita di awal 2021 adalah nyata dik" jawabku
"semoga semua kembali seperti sebelum corona ini ada mas" jwab istriku lagi
"Semoga Allah swt mendengar do'a-do'a kita" jawabku lagi
"semoga mas" kata istriku
Malam ini di ujug tahun 28 desember 2020 seakan kesunyian semakin menjadi, kawan meninggalkan kita, saudara meninggalkan kita juga, bahkan suami istri dan kedua orang tua kita meninggalkan kita tanpa bisa kita menghadiri pemakaman mereka inilah realaita manusia-manusia di akhir zaman ini, diujung  penantian aku atau kamu yang akan duluan sehat atau sebaliknya....
#hampir setahun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H