Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sorban Sang Habieb

9 November 2020   12:27 Diperbarui: 9 November 2020   12:31 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sorban sang habieb

Semua orang di kerahkan dan semua umbul-umbul di pasang entah apa yang di buat aku belum ngeh dan menegrti, karena biasanya kalau umbul-umbul dan bendera di pasang adalah waktu hari kemerdekaan agustusan kata semua orang, tetapi hari ini  lain dari yang lain.

Semua jalan dan gang di bersihkan nampak beberapa foto di pasang di pagar-pagar dan tembok rumah juga di pohon-pohon sayang sekali mereka memakunya di pohon yang hidup demi menyambut  kedatangannya

"semua pohon di pangkas sayang " kata tetua desa

"ben, biar terang pak" kata pemuda yang kebetulan baru saja turun dari pohon yang di tebasnya tadi

"kudune, sebernarnya tidak usah dipangakas biar sejuk" keluh bapak tua tadi

'mintanya panitia begitu pak" jawab sang pemuda sambil pergi kearah tempat makan minum di pinggir jalan itu,

Bukan hanya bapak-bapak dan pemuda ibu-ibu juga dikerahkan untuk membuat rangsum makanan ringan demi menunggu  tamu istimewa itu demiini mereka rela mengeluarkan   beberapa lembar uang dan hasil bumi yang mereka punya untuk menyambut kedatangannya.

"besok beliau pulang dari arab" kata seorang tetua desa kami

Memang sudah bebrapa tahun ini sang habieb yang mempunyai pengaruh di kampung kami "pergi " ke arab sana katanya untuk menimba ilmu dan mencari dana bagi rumah-rumah ibadah kami.

"nanti tanah yang kita wakafkan akan di buatkan oleh beliau sebuah pondok pesantren dan didalamnya  ada masjidnya" kata bapak disebelahku lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun