Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Telat (Terlambat)

16 Februari 2019   10:01 Diperbarui: 16 Februari 2019   18:43 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Telat

Tiba-tiba panggung debat itu sepi semua stasiun tv tiba-tiba shutdown acaranya diganti dengan iklan pemilu.

Panggung debat dibuka lagi dengan senyum kedua panelis yang agak dipaksakan untuk tersenyum berhubung acara itu live, langsung maka semua mata tertuju padanya hampir seperempat jam hanya podium sang petahana yang hadir sang capres satu-satunya malam ini.

"mimpi buruk" bisik sang produser

"improvisasi bagi presenter seakan tidak ada apa-apa malam ini " sang sutradara gelisah coba tenang dilhatnya jam serta detik shutdown acara hampir mulai.

"siap pak kami akan improfisasi.."bijak salah satu awak media mendengarnya tersungging senyum tipisnya diantara detak jantungnya yang memburu tidak tentu.

"kamera perjalanan  sang petahana yang live dari rumahnya di siarkan lagi  juga kita lihatkan profil mereka berdua lagi" bisik sang producer teknik dan tayangan panel kembali terpampang biodata foto dan video sang para capres.

Semua menghela nafas panjang video live sang penantang belum muncul dan sedikit membuat nyali kecil bagian humas

"ayo livekan bro"pintanya lewat Hp

"maaf..sebentar lagi sang penantang mau keluar"katanya.

"cari angle yang bagus depan rumahnya apa begitu..."pintanya lagi

"tidak baru brefing dengan tim mereka"jawabnya

"lihatkan dong"mintanya lagi

"maaf tertutup bang;"sang humas semakin gelisah dan keringat dingin bercucuran didahinya.

"beliau tidak mau di shoot dari rumahnya"pesan itu melegakan tetapi juga buat amburadul acara hari itu .

"beliau langsung ke aula hotel tanpa kita tahu" dek  hatinya tambah yakin kejutan apalagi sang penantang ini? 

Tiba-tiba lampu hotel padam ketika menyala sang penantang sudah ada di tengah-tengah hadirin semua lega dan bersorak sang penantang diberi salam sampai kearah panggung.


Setelah tiba dipodium basa-basi dengan sang petahana dan juga pendukungnya tiba-tiba...

"maaf saya hari ini datang terlambat dan saya tetap maju debat....saya tidak akan bicara sepatah katapun...
Semua sunyi sepi.....
1622018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun