Â
Hujan tahun baru hijrah ini mengingatkanku padamu tentang warna jilbab kesukaanmu, tentang makanan kesukaanmu dan canda tawamu. Sedang apa sekarang sayang aku hanya berharap kamu senang  dan gembira dengan keadaanmu disana?.
"Cinta tidak abadi to mas?"
"Ya benar"
"Aku tahu mas lain mata lain hati"
"Komitmen sayang..."
"Aku mohon tahun baru hijrah ini nanti kita bisa bersama menuju bahagia"
"Do'a saja"
"Amiin"
Kami diam seribu bahasa inilah kenangan 1 syuro setahun yang lalu, tinggal kenangan abadi.
"Jangan menatap masa lalu" kata kakaku
"Ya"
"Masa lalu biarlah berlalu sebagai pelajaran!"
"Aku pasrah mbak"
Aku kosongkan hati karena bayangan jilbab biru seakan tidak bisa hilang di benakku, tentang senyuman itu, tentang candamu, yang selalu manis dibibir dan raut wajahmu yang selalu ceria itu masih erat masuk dalam hatiku.
"Mas datang taarufi aku ya?"
"Ya"aku senang bukan main dan pengen selekasnya meminangnya.Â
"Aku cepat kembali mas mau ujian skripsi bulan depan, aku mau mudik dulu ke Bandung"
"Aku antar sayang?"
"Nanti abi umi tanya ini suamimu?"
"Calonkan?"
"He..he" dia senyum manis distasiun Tugu Jogja inilah terakhir aku melihatmu.
"Kenapa tidak aku antar ke Bandung?"
Penyesalan tidak  artinya, kereta api itu mengalami kecelakaan Jilbab biru menjadi korban.
"Hanya Allah swt sang maha pembuat rencana kita yang tinggal menjalankan!"
Selamat tahun baru hijrah sayang 1438 H
#untuk Biru semoga sembuh 11016
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H