[caption caption="Dok pri"][/caption]Matanya sembab, habis menangis, Ya bagaimanapun akuÂ
tidak bisa ikut campur tangan masalah keluarganya, tetapiÂ
pagi ini sehabis absen bu guru ini tampak shock matanya berkaca-kaca menahan tangis.Â
Aku menunggu absennya.
"bu maaf keliru bagian nama saya tandatangannya"
"maaf mas ..."aku tahu pasti  ada masalah dia menyekaÂ
matanya yang masih merah menahan tangis.
"mas delapan tahun kami berumah tangga belum punya  momongan
"kok menangis bu?"
"aku tidak tahan ulah suamiku..."
"benar mas kami sudah periksa hasinya nol besar...kami tidak
bisa punya anak"
"angkat anak saudara..."
"suamiku tidak mau..."
"cari sponsor lain..."
"gila kamu mas....mau po?"
Aku diam keceplosan sementara dia sudah sedikit gembira
matanya tangis itu sudah hilang aku coba  hibur saja.
****
Sore ini kau pulang dengan lelah aku hampir mau pejamkan mata ada sms masuk
"ku kira idemu benar mas..."
"jangan anggap serius bu guru"
"benar aku butuh sponsor lain"
"tidak ...cuma  guyon bu"
"Buat apa kekayaan melimpah tidak bisa punya anak"
"bu sadar ya..."
"aku sadar suamiku ternyata yang tidak bisa memberi
keturunan....lebih baik..."
"maaf bu  aku tidak tahu masalah ibu.."
"aku ingin cerai saja darinya...cari sponsor lain"
****
Bu guru sudah hmpir seminggu ini tidak masuk kerjasÂ
alasannya...
"mas aku tinggalkan kehidupan mewahnya"
"nekat kamu bu guru..."
"aku hanya pengen keturunan "
Aku diam tidak membalas chatnya
"Bu sudah di pikir masak-masak?"
"sudah..."
"lalu..."
"Aku pengen mas jadi suamiku..."
"bu sadar."
"Aku tahu mas anak no  enam semua kakak mas punya anak
banyak ...tidak salah to?
Aku diam
"mas.... janda cantik ini mau kamu nikahi...kamu jujurÂ
mas... suamiku ternyata tidak bisa beri anak...
Dunia terasa gelap...
16916
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H