Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Biru 38 [Tantangan Menulis Novel 100 hari]

20 April 2016   21:01 Diperbarui: 20 April 2016   21:07 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]Cerita yang kemarin :

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/buku-biru-37-tantangan-menulis-novel-100-hari_5716435080afbdff099633b3

 

Hari yang penuh tanya (3)

Mas To bener suka guyon dan seneng buat kopi sendiri bagiku sperti ayah yang suka guyon dan satu sama tegas bila ada suatu bentuk perilaku yang kurang berkenan darinya, pernah aku baru tiga hari di warnet ini ada segerombolan orang yang agaknya mabuk dan aku di minta uang oleh tiga orang yang  mengendarai dua motor, oleh mas To di hardik dan ada yang sempat di cengkiwing ya di angkat kerah bajunya dan hampir di tempelengnya lalu mereka pada lari terbirit-birit, lha bagimana tidak mas To adalah seorang yang punya kepandaian bela diri pernah membela Jogja di pecan olah raga sekarang jadi satpam di tempatku nasib, tetapi ya tetap beginilah dunianya yang serba seram dan mampu mengendalikan bentuk kesisengan dan bahkan kejahatan dengan kemampuannya bela diri.

“memang kopi kokap enak ya mba Biru?”

“kok tahu mas?”

“updatean status teman saya..”

wah aku jadi malu nieh ketinggalan info  aku coba menjawabnya dan aku benar dia percaya padaku

“ya enak mas , bukan kopi kokap, kopi Menorah”

“beda ya?”

“sama hampir sama”

“bedanya apa?”

“karena di tanam di sela pohon kakao maka rasa coklatnya ada “

“kok bisa?”

“bunganya saling mempengaruhi kali..”

“oh baru tah besok kalau pulang aku dibawakan ya?”

“ oh ya boleh mas” aku jawab sekenanya dan dia pergi meninggalkan meja ini aku diam benar kala itu kata bapak kopi di Menoreh memang beda rasanya tidak usah di campur coklat sudah terasa coklatnya

Tidak mungkin setiap usaha akan lancar kadang warnet tempatku kerja harus tutup seharian karena listriknya mati, dan untuk ini pak lik beli genset walau kecil bermanfaat juga.

Kadang aku menerima ketikan kecil-kecilan juga membuat surat undangan dan bahkan membuatkan surat lamaran kerja aku baru tahu juga pernah aku di buata kaget seorang tua yang datang kewarnet dikiranya ini aalah warung makan  warteg! aku jadi ketawa bila mengingat kejadian ini.

Kriing Hpku bordering aku lihat nomor bapak dan aku yakin ada sesuatu yang akan dibiscarakan  dan aku baru tahu mengapa bapak malam begini menelepon waktu aku sedang kerja lagi.

“assalamu’alaikum  bapak”

“walaikumsallam  nduk, masihkerja ya?”

“nggih pak, bagaimana kabar pak simbok sehat to?”

“yo nduk, iki sehat kabeh, yo lagi panen kambil  tadi”

“ hujan begini kok di panen pak?”

“tuh yang jual kelap aparut mendesk ya biar saja”

“murah pak?”

“sak mono nduk, hanya bsegitu harga desa nduk..”

“pak, pengen bali, mau pulang kangen simbok, dirumah pak?’

“rewang, ikut membantu kesanana nyewu mbokde prapto… he   kae, itu Risma teman sekolahmu  dulu mau kendahan, menikah besok minggu “

“aku diundang pak?”

“yo benar..ini undanganya maka kamu saya telepon ini”

Aku senang baget dengan  rencana pernikahan Risma ini m lha  teman sekelas sekarang amau menikah

“kok diam nduk?”

“oh dapat orang mana?”

“dapat orang kaliagung sentolo, pertambangan di Kalimantan kerjanya”

“wah bisa semoga bisa  kepernikahan risma, seneng aku pak”

“ya sudah nduk ,,,”

“nggih pak” bapak menutup teleponya

Aku jadi ingat bahwa Risma memang cantik dan aku kala itu akrab denganya karene teman sekelas kesukaan aku dan dia sama soto di depak sekolah kami dan aku masih ingat jelas dan selalu ditambahnya saos dan sambel yang banyak adalah hobinya sama dengan aku.

Risma

 

semoga bahagia selalu

dengan pasanganmu

yang setia

sampai ujung dunia

kelak

abadi selalu

amiin

2042016

 

 BERSAMBUNG

 

NOVEL BUKU BIRU

 

AL MURU'AH SAYYID JUMI ANTO

NO.62

JUMLAH KATA 534

 

-NOVELBUKUBIRUALSAYIDJA-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun