Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Biru 36, [Tantangan Menulis Novel 100 hari]

18 April 2016   21:27 Diperbarui: 18 April 2016   21:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]

 

 

Cerita yang kemarin:

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/buku-biru-35-tantangan-menulis-novel-100-hari_571382d3d17a612805e1498f

Hari yang penuh tanya

Jogja menjadikanku bertemu denganya dan tidak tahu mengapa sang pangeran ini sempat singgah di hatiku dalam banget, dan kadang  aku jadi sedikit jelous ketika dikerubuti cewek-cewek di kampus dan semua seakan sudah menjadi takdirNya, aku  dan mas sayyid ketemu di kampus walau waktu tidak memihak kami.

Kadang hidup harus memilih dan kadang pilihan hatilah yang dianggpa paling benar tetapi ujungnya tetap kecewa dan apalah arti bila hanya menurut kata hati  bila kedepanya kita harus patah hati, kadang pikiran dan ego mengalahkan rasa dan perasaan hati terdalam kita, dan kita lupa, benar pengalaman ini membuatku menjadikan dewasa dan aku bersyukur atas pengalaman hati ini, aku kuliah sore dan yang membuat aku  takut adalah mengalahkan rasa malas dan kantuk disor ini, apalgi aku hari ini mengikuti kuliah perdana kata kakak kelas dosennya agak “killer “ begitu dan dan selalu  banyak tugas!

“setiap orang punya cita-cita, mengapa anda memilih menjadi guru?” tanyapak dosen muda kala itu pak Sigit Handoko

“mari kita  diskusikan apda sesi kuliah saya ini yang saya tanyakan pada  anda sekalian dan inia da kertas anda sekalian menulislah impian anda kuliah disini, yang terbaik nanti saya suruh maju ke depan mewakili yang ada” penuh wibawa dan semua terdiam karena bapak ini adlah juga dekan bidang kemahasiswaan dan pengurus yayasan juga, suasan hening ketika kertas mulai di bagikan dikelas ini, dan tiba-tiba ada seornag mahasiswa yang masuk dalam kelas kami dan aku tahu dia mas Sayyid dan  seakan jantung ini berdegup  keras karena bangku yang ada sudah penuh dan tinggal yang dideapan aku yang masih kosong, kaok ikut  semester ini aku jadi bertanya-tanya dan jawabannya ada  pada pak Sigit ini juga

“inilah teman-teman, dia aktivis kampus sayang kuliah keteteran dan ikut semester satu ini, pad amata kuliah saya, saya tekankan boleh aktif di kampus tetapi jangan lupa 75 % keahadiran, di absen harus ada, terserah kalian” kata pak Dosen lagi.

“sudah lama Biru?”

“ya ini kertasnya”

“buat apa?”

“jawab tiga jawaban mengapa memilih kuliah di keguruan “

“wah sama dengan yang dulu”

“mengapa?”

“ya kaya begini bapak kalau kuliah tugas dan tugas yang banyak”

“jadi mahasiswa ya aktif dong”

“eh mba biru dan mas Say ada apa ya?” celetuk Len padaku

“ah ini ngomongin tugasnya Len”

“tugas atau tugas” kami tersenyum kecil atas ledekan Len ini

‘wah begitu ya Biru sekarang sudah lupa aku”celetuk Siti ya warsiti teman dari lampung itu

“ya mba” jawabku pelan

“sudah dapat kos to mereka?”

“sudah”

“eh aku ucoakan terimakasih yam as” manja Warsiti pada  mas Sayyid

“buat apa?” jawabnya

“sudah dikasih tunjuk tempat kosnya sama Biru kemarin, besaok dolan ya?”

“ya “

“mas sudah dapat mereka kok”

“ok dekat sama kosku kok mampir ya?” mas Sayyid ternyata genit juga

“kenapa biru diam?”

“aku sedang buat jawaban” jawabku

“sama nieh….” ledek Len padaku

Kelas semester satu yang  entah mengapa pak dosen ini selalau tertib dalam masuk dan  absen juga di data lengkap dan kadang dia niteni, ya tahu yang sok mbolos dan sering dia menghukum yang sering bolos dengan tugas dn juga member apresiasi yang bagus bagi yang tertib dalam  mata kuliah yang diampunya ini, aku agak takut tetapi mas Sayyid  punya saran padaku

“bisa titip absen saja, karena beliau kalau sibuk cuma dikasih tugas nanti kita”

“benar itu?”

“ya “

“oh enak juga”

“tetapi ya tertib ya?’

Aku diam kadang juga tidak bisa bagi waktu karena malam jaga warnet siang tidak tidur, ya kantuk bisa bablas…ketiduran tidak kuliah nanti aku kok jadi kawatir nieh!

 

BERSAMBUNG...

 

BUKU BIRU

AL MURU'AH SAYYID JUMI ANTO

NO.62

JUMLAH KATA :571

-novelbukubirualsayidja-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun