Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Buku Biru 29, [Tantangan Menulis Novel 100 hari]

11 April 2016   20:12 Diperbarui: 11 April 2016   20:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     [caption caption="alsayidja.paint"][/caption]

CERITA YANG KEMARIN

 

Pengalaman hidup

Kuliah dan Mendapat pekerjaan dambaanku, lulus SMA dari kabupaten yang terbarat di Jogja ini entah apa yang terjadi kala aku harus menjadi orang”kota”  yang aku sendiri baru tahu Malioboro itu tempat yang asik buat kongkow dan jalan-jalan, angkringan itulah yang seakan aku terlarut dalm rindu ngobrol galor ngidul sesama penikmatnya. Tempat kerjaku di depannya sebelah selatan angkringannya selalu ramai untuk dinikmati oleh banyak orang.

“nduk kamu senang to kerja disini?”

“ya bu lik “

“tetapi jangan lupa kalaukamu harus selalu belajar ya, kamu memang anak cerdas dan pintar makanya  pak lik mengajakmu mengelola warnet ini”

“ya bu lik” padahal hatiku begitu berat mendapat amanah ini dan inilah karuniaNya

“nduk kok diam?”

“ah  aduh,, capek Bu lik”aku tidak bisa bohong padanya, memang semua harus di perjuangkan.

“bagaimana? oh capek ya?”

“ya, bu lik”

“kamu tidur di kamar  Roni saja ya?”

“kamar siapa itu bu lik?”

“anakku yang kedua  sekarang malahan mempunyai rumah sendiri di Bandung”

“oh..begitu?”

Aku menempati kamar cowok, baru  kali itulah aku tahu besar dan isi dari kamar cowok itu, soalanya seorang yang ingin tahu segalanya.

Jogja benar indah dan kelip lampunya membuatku seakan tidak bisa tidur  mulai malam dan siang nanti, bahkan benrkah warnet ini akan membuatku mencapai cita-ciataku emnjadi guru, adalah pertanyaan mustahil kala itu aku benar-benar takjub atas kemajuan iptek yang maju tidak seperti teori yangada di SMA aku ternyata bekerja adalh kenyataan yang menyenangkan hati ini,apalagi keinginan aku untuk kuliah mandiri menjadi apa yang terjadi adalah kenyataan yang tidak bisa aku pungkiri sebagai perjuangan meraih cita-citaku dan cintaku kelak.

“dik kamu harus bisa administrasi basisnya computer “ akta mas Jono operator jaringankomputer kami

“tetapi apa itu mas?”

“biling basisnya ya langsung rekening elektronik”

“baru tahu mas, aku diajari nanti ya?”

“inilah mengpa pak lik mencarimu”

“malu aku mas, tanya terus..”

“tidak apa-apa, jadi ada yang bisa daiajak bicara”

tempat kerja yang hampir full 24 jam bukanya dan anak-anak ABG dan orang-orang tuan pada ke warnet kala itu laptop dan kompter meja ya PC masih jarang  orang punya jaringan internet tidak sebebas sekarang tahun 2016 inilah yang  membuat warnet diserbu banyak pelanggannya.

“mas Jono tidak pernah liburan ya?” aku coba membuka pembicaraa n dengannya

“anggap saja ini liburan kita”

“ha..ha”aku tergelak tertawa, mas Jono yang ku kenang dan sekarang mempunyai istir cantik ini memang membuatku tertawa, entah mengapa aku benar-benar melupakannya dan tidak pernah mampir di tempat kerjanya, rutinitas alasan klise membuatku tidak pernah mampir dan say hallo lagi dengannya karena istrinya yang cemburuan bila ada wanita yang coba bersendau gurau dengannya, maka aku tidak heran bilas mas Jono selalu menundukkan kepalanya bila berbicara dengan aku.

Mas Jono memang lelaki yang  tidak norak  sok  tetapi tetap tunduk pada kepintarannya  sedikit bicara banyak bekerja dan senang bagi-bagi ilmu, kadang aku belajar darinya tentang sesuatu yang dia tahu dan aku belum tahu.

Juni 2002, awal aku kuliah dengan uang sangu yang seadanya dari simbok dan tekad ditambah kerjaan dari pak lik aku bertekat untuk kuliah di kampus yang dekat dengan rumah, ya dekat Sonosewu sorenya, bu lik dan pak Lik merestui aku serasa hujan es hati ini mencair seakan salju memenuhi sebagian kota Jogja ini.

“benar  pak lik?”

“ya kuliah di sana saja nduk”

“aku senang bu lik” aku peluk bu lik dan kuucapkan banyak terima kasih padaNya Allah swt atas karuniaku ini

“mahal ya pak lik?”

“tidak juga yang penting berusaha ya nduk?, banggakan bapak dan  simbokmu”

“aku  sanggup niaku bulat pak lik”

Mereka berdua senyum dan selalu membuatku semangat dan inilah yang membuat ku terpacu untuk selau tepat waktu dalam menyelesaikan semua kesempatan yang Allah swt berikan padaku.

Apakah yang aku pikirkan hanya kuliah kala itu tidak ada yang aku pikirkan selainnya juga kerjaan yang di bebankan padaku oleh bu lik dan pak lik.

Waktu menjadikan aku entah mengapa harus menemukan berbagai teman dan saudara-saudara baru yang aku kenal waktu kuliah di salah satu universitas di barat dekat kampung bu lik dan Pak lik tinggal di Sonosewu sebalah barat sedikit kea rah selatan Jogja ini.

BERSAMBUNG

 

BUKU BIRU

 

AL MURU'AH SAYYID JUMI ANTO

NO 62

JUMLAH KATA 661

 

-NOVELBUKUBIRUALSAYIDJA-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun