[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]
Ini yang kemarin:
BUKU BIRU
Al-Murru'ah Sayyid Jumi Anto
Jumlah kata :533
Aku tidak tahu mengapa menyanggupi ajakan Yuanita yang sedang kasamaran sama novel buatan Sayyid ini aku juga tidak tahu, mengapa harus menyanggupinya apa alasannya sehingga aku lupa juga harus menjemput Dinda disekolahanya? Jam terasa berat tetapi apakah ini perjuangan untuk mengetahui masa lalu kamu ?Aku diam dalam pusaran amukan hati yang gundah samapi jam dentang dan bel tanda bunyi sekolah berakhir aku baru sadar ada sms masuk pada HP ku ini
“ maaf mama biru mba Dinda sudah sampai rumah” yu Min yang mengsmsku hari ini bukan di , ya Mas Yanto, hatiku tidak enak juga
” sama siapa dia?”
“mba Dinda sama bu Guru tadi pulang agak pagi katanya ada rapat dengan orang dinas disekolahannya bu”
“oke terimakasih, suruh Dinda makan dan istirahat, aku sama Dion mau ketoko buku sebentar”
“ya bu trimakasih juga” sms kami sudahi hanya aku sedikit gundah ketika jalan menyeberang menjemput Dion di sekolahannya dan aku langsung menuju ruang untuk untuk wali murid disebelah kantor guru itu.
“mamanya Dion ya?” tanya seornag bapak guru padaku, masih mudaann dan aku terpana dibuatnya
“he ah ya pak dimana dia?’
“masih masih dibelakang sekolah itu sama temannya ayunan dibelakang!’
Aku menghampirinya dan
“sudah siang Dion ayo pulang “
“ya mama baru asyiik ini”Nampak temanya yang juga kelas tiga pada ayunan dan ada beberapa anak kelas satu dan dua yang perosotan dibelakang ruang sekolahan ini.
“ayao mama akan ajak Dion jalan-jalan ke took buku”
“beli buku mewarnai dan berhitung mama”
“ya juga boleh”
“beli pensil berwarna mama”
“ya boleh”
“beliii….”
“stop beli apa?” banyak bangeet?”
“lupa mama”
kami tertawa saat Dion aku bawa ke sekolahanku dan tampak beberapa guru sedang di kantor ada yang masih ngeles murid kelas sembilan ada juga yang sibuk membuat administrasi guru aku melewati semua dan mereka menyapa Dion
“Dion mau kemana nanti?” tanya pak Hendra guru olah raga yang ganteng itu
“mama aku mau ajak ke toko buku pak ganteng”
“ha? aduuh ini aku di puji bu Biru?’ aku senyum kecil, anak-anak spontan begitu!
“wah ini juga anak mama kok ganteng ? “rayu bu Yuanita pada anakku ini
“mama ibunya cantik juga kaya mba Dinda”
Kami semua tertawa karena Yuanita memang mirip dengan kakaknya ya Dinda, aku juga kaget spontanya membuat hatiku sedikit terhibur, anak-anak!
“jadi ketoko buku mama Biru?”
“ayo aku mau tahu orannya “
“ganteng bu..”
“kamu bisa aja”
Aku tahu kamu mas mengapa harus terlalu kamu tidak pernah silahturahmi kepadaku ternyata kamu juga bersembunyi di Yogya, semua benar kan?
“mama Biru kenapa kok ngelamun?”
“maaf, eh kemana Dion ini ?”
“ke ruang bapak kepala sekolah tu”
“wah duh aku malu nieh”lalu dicarinya diruang bapak kepala sekolah dan dilihatnya anak itu dipangku bapak didepan laptopnya dan aku kagok dibuatnya.
“maaf pak maaf Dion kesini dong jangan nakal”
“ya bu BIru ini baru mau asik lihat foto”
“maaf pak ngerepotiin aja dia”
“tidak apa-apa senangnya punya anak ya bu?”
Mama biru tersenyum kecil karena bapak kepala sekolah ini tidak punya anak dan maklum kalau ada anak kecil senang menggendong dan entah kebetulan Dion hari ini!
“coba mas yang pangku Dion senang hati rasanya…deg!”
“mama ayo jadi ke toko buku ?”
“ya Dion”, aku menjawab sekenanya pura-pura biar tidak ketahuan melamunya didepan Dion anakku lelaki yang masih polos ini.
BERSAMBUNG...
-novelbukubiru-alsayidja-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H