Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Presiden Petruk, Mikir Kok Lelet...

22 Februari 2016   16:41 Diperbarui: 22 Februari 2016   17:43 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="jiga | koleksi Pribadi"][/caption]"Bila lelet kerjanya menteri akan di pertimbangkan jabatannya, begitu kata Pak Presiden petruk mewanti-wanti untuk tidak segan akan memecat menterinya  yang kalau bekerja lelet (info tv sebelah) dan tidak "trengginas" benar adanya, tetapi memang ada hubungannya dengan kebaikan di NKRM ini, apa-apa ya harus cepat karena bisa jadi dulu bapak tandatangan "tetapi  lha kok" calon sebah proyek belum selesai ijinnya, lha ini keceatan bertindak yang agaknya bapak kurang sigap dan teliti , lah manusiaawi dalam memimpin rakyat yanganeka ragam dan menelisih proyek negara yang banyak tidak cukup ahli dan bolo dupakane saja yang dikerahkan sepatutnya juga membaca tidak grusa-grusu  teken dan akhirnya aduh kok ya belum ada ijinnya ..kebacut kata orang jawa terlanjur.

Tetapi nampaknya sekarang ada benarnya seperti siput sebenarnya pola pikir di negeri NKRM malahan bukan lelet lagi" ternyata grusa-grusu" dan bila mengambil tindakan malahan melebihi kilat petir, yang penting di jalankan ijin nanti nampaknya juga memberi para calo, spekulan dan lobyying yang dengan segala cara ternyata sudah mepet di negeri NKRM ini bahkan sekelas presiden pun banyak yang di"catut" demi perut termasuk oleh sebagian kecil aparat dibawahnya

" sing , itu yang lelet kan cuma siput jalanya lelet" keluh bagong pada Gareng

"bukan siput saja cacing juga lelet jalanya" sambil melengos, opo kuwi lelet  dia tidak mau tahu

"aku ora ngerti timbang tergesa-gesa  nanyti malahan lebih jelek kejadiannya, bahkan bisa lupa tadi tanda tangan apa? tanya Bagong dan keduaya tertawa terbahak-bahak membuat  suasana hening entah  mengapa menjadi sumringah, gembira

"tidak papa kok karena kita punya budaya jam karet di NKRM ini, kata mas Gareng memulai lagi guyonannya  siang menjelang sore ini

'ya piye biar lambat asal selamat kan? tanya bagong mengeles  ejekan kakaknya itu

"tidak tahu, alon-alon waton kelakon, neng o nggo laku( jawa) lebih baik lambat  berusahanya  dapat, tetapi tetap menjalankannya dengan gembira dan trengginas...kata Gareng sedikit berfilsafat sore ini.

Sore itu nampaknya menjadi keberuntungan mereka berdua setelah bercengkarama di pantri keduanya mendapat sms langsung dari pak presiden "bagaimanapun sms lebih cepat daripada ngrasani" mereka kaget ternyata bapak Petruk tahu di Gosipiin ha222

tetapi sadowo-dowone lurung iseh dowo gurung( spanjang lorong jalan lebih panjang leher(suara ) dari pada tenggrakan manusia, benar adanya, lucu lha dijaman Iptek dan medsos ini sebenarnya  pejabat dari presiden  hingga gubernur, bupati, walikota dan camat , lurah, dan dukuh kok kalah cepet bertindaknya dengan ketua rt dan rw apalagi to yang mereka pikirkan dan jalankan apalagi menterinya begitu juga....

"tetapi gong kau tidak jadi pikir nieh katanya cepat tetapi mengapa revisi UU KPKK(Komisi pemberantasan korupsi di kapetrukan) kok lama belum juga di tapak asmani ya? tanya gareng pada bagong.

"mesti lali presiden ya manusia to? kata bagong

Mereka tertawa terbahak lagi....

Ojo lho iki  mung guyonan ojo diambil hati.....

Pak presiden tahu maka keduanya di sms" tidak lelet lho hanya hati-hati dan baru dibaca ... dan direvis oleh dprdk dan kpkk kok...." sms ini akhirnya menjadi tertawaan  sang  kedua ajudan ndalem kapresiden petruk ini.

lelet tidak sama dengan hati-hati tetapi ya tetap lelet...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun