Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pathok Bandara, Sebuah Novel (17)

11 Februari 2016   20:30 Diperbarui: 11 Februari 2016   23:27 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"nduk sudah selesai po nyucinya? tanya simbok padaklu

"sudah mbo" jawabku singkat dan aku coba menjemur semua pakaian ini  sedikit aku memasang tempat jemuran agak masuk serambi karena gerimis masihmembasahi sebagian desa kami.

"tadi sama buli Tum ada sedikit njagong mas Gondo istrinya melahirkan" ternag simbok padaku

"lanag po wedok mbo?" tanyaku

"wah anak nomor satu wanita nduk, canti seprti ibunya, coba kamu yang punya anak simbok senanga aku" ledek simbok padaku

"wah yo dongane mbok "kataku pelan semua tertawa , simbok malahan juga  tertawa ringan, kami tertawa kecil, bagaiamanapun hari ini aku anggap paling seceria kami hari ini.

"simbok masak pa hari ini ? tanyaku manja pada simbok sore ini

"kuwi oseng-oseng kacang panjang dan roalde daun ketela kesukaanmu  terang simbok padaku 

aku mengambil nasi dan mengambil sayur itu akupun melahapnya 

"benar mau pada pertemuan malam nanti mbok?"

"ya benar, simbok pasarah nek ngene bagaimanapun pemerintah harus  didukung sepait apapun dan sesedih apapun"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun