Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pathok Bandara, Sebuah Novel (16)

9 Februari 2016   21:29 Diperbarui: 9 Februari 2016   21:33 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengambil amplop kecil itu dan aku baca , Maaf nur ini aku dari Kumal ribut cuma buku untuk sekolahanmu  tertanda Sikumal ribut, uf si kumal lagi mau apa dia? aku heran tdiak mau ad ayang senang sedikit mengapa dia perhatian padaku, aku baca notes di bawahnya NB: maaf ini benar ikhls untuk sekolahanmu saja dan ada sedikit untukmu chek yang bisa kamu cairkan terserah untuk apa silahkan, selesai membaca ada sms masuk lagi dan buru-buru aku lihat

"maaf non sudah sampai to? maaf terimakasih " sms dari kumal ribut

""ok boss "jawabku singkat

Buru-buru aku menyuruh pak Gino memasukan di dalam kantor karena selasa ini gerimis seakan tumpah pagi ini dikota Batas ini. Sekolah pagi ini nampak ceria karena kemarin sudah libur dua hari minggu dan tahun baru imlek yang membuat sebagian siswa dan guru terpuaskan untuk ngaso dirumah. 

Bapak kepala sekolah memanggilku, waktu  jam istiraht pertama dan bertanya tentang paket ini 

"bu sya mau bertanya ini betul dari ibu atau? tanya bapak Kepala sekolah padaku

"benar pak dari teman kuliah saya dulu, ada buku tulis dan juga buku pelajaran anak-anak sekolah " aku menerangkan dulu sebelum bapak kepala sekolah menyakan lebih detail.

"oh ini jug ada cek untuk  anak-anak kurang mampu disini pak" tambahku menerangkan kiriman  yang lain pada bapak kepala sekolah kami ini, bapak senang dengan kiriman ini dan aku juga senang menerangkannya.

Bagaimanapun aku tetap senang  bila tidak ketemu langsung kamu Kumal, hatiku sekan tidak rela bila berjumpa kamu

Jam semakinmerambat dan bapak  bertanyalagi diruangkepeal sekolah itu malahaninilah bab yang aku tidak mau sebenarnya menanggapinya

"mba Nur desa njenengan kok banyak yangmenolak proyek itu ya? tanya bapak kepala sekolah padaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun