Sms Si kumal ribut tak aku hiraukan apalagi gagas, tidaklah hanya masa lalu waktu kami berjuang untuk bisa kuliah dan mandiri, anaknya sombong, dan aku tidak kira dia jadi apa sekarang. Â
Regol sekolahan masih ditutup Pak Gino penjaga sekolahkami masih didepan regol untuk sekedar membukakan regol bagi kami yang masuk dan bekerja di sekolah ini.
"monggo mbak Nur, monggo mas guru,'yah setiap  pagi dia selalu memberi salam pada kami setiap melewati pintu gerbang sekolah kami, tiba-tiba dia  menghentikan motorku dan memberitahuku sesuatu.
"mba Nur ada sesuatu ini saya bawakan sebuah paket agak besar katanya untuk Bu Nur dari seseorang tadi yang tidak mau disebut namanya, untuk mba NUr sekalian juga untuk sekolah katanya" kata pak Gino bercerita padaku di depan regol sekolah ini dan aku menghentikan laju motorku
"terimakasih pak" jawabku sambil menuntun sepeda motor keparkiran sekolah ini dan aku memang melihat paket besar kardus sebesar kotak mi goreng aku  coba hiraukan ada dua paket  yang agak besar agaknya berat dan inilah mengapa seseorang itu tergopoh-gopoh pagi tadi menaruhnya dan pak Gino mempersilahkan di berikan diteras kantor ini.
"Bapak dan bu guru yang lain belum ada yang datang paK? tanyaku pada Pak Gino
"ya bu baru saya dan beberapa murid yang jauh sudah pada datang di sekolah ini" jawabnya polos
"bu Ria, bu Fery juga belum datang sepagi ini? tanyaku lagi sambil melihat dua kardus agak besar dan diatasnya ada amplop putih danditujukan padannya kepada bu Nur  ditempat
"benar tidak salah kirim pak? Tanyaku lagi pad apak Gino
"benar bu, katanya dari perusahaan penitipan" jawab pak Gino lagi