"nggih mba saya juga mu ikutan nandur  biaar dapat ,," kata lik tum memohon pada simbokku
"yo  tidak pa pa kok "kataku dan simbok menggangguk tanda setuju
Kami makan pagi di ruang tengah pendapa ini entah kami akan selalu makan pagi ini lagi ataukah inikah bisa jadi makan pagi terakhir kami sebelum raksasa mega proyek itu menelan mentah-mentah desa dan lahan persawahan kami.
Aku masuk kamar mengambil helm dan aku mengambilnya dekat lemari disudut kamarku ada bel berbunyi di HPku dan aku llihat ini pasti sms dari si kumal ribut itu, pikirku, aku lihat sepintas dan agaknya sedikit benar
"ada apa sayang sudh masuk kerja?"sms yang selalu begitu setiap pagi, aku hapus saja biar aku tidak mikir dan bete dibuatnya
"siapa yang ngebel tanya simbok padaku
"teman mbo"jawabku singkat,sambil aku menyalami simbok pergi ke sekolahan tempat aku mengajar, ya di kota kabupaten Kulon Perkakas ini dan ibu kota Batas nampak sedang bersolek bagai gadis muda yangpenuh solek dan impian kumbang-kumbang yang mengerubutinya kelak
apakah harus rakyat dikorbankan?
besambung...
**
uritan:bakal tanamanpadi