Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hobi baru Mr Presiden Petruk: Membonsai Beringin!

12 Januari 2016   19:30 Diperbarui: 12 Januari 2016   19:50 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semua karena penyaluran hobi yang ada dimana pun orang punya hobi yang unik, termasuk mr presiden Petruk dari Republik NKRm, yang mana inilah yang terjadi,  emmbuat semua harus bekerja"ekstra" untuk membantu hobi unik ini dan ini membuat kesibukan tersendiri dalam kasanah negeri kapetrukan.

"aku disuruh beli gergaji, mas gareng, Kata Bagong

"malahan kemarin aku disuruh beli kawat, bukan sembarang kawat" kat mas Gareng

'hobi kok bonsai, gerutu Bagong pada kakaknya Gareng

"sst, jangan keras-keras, ini kan juga berhubungan sekali "dengan kesetabilan" NKRM kita ini"kata mas Gareng mengingatkan adiknya

"tetapi kan membuang ragat banyak,a ku disuruh beli banyak gergaji dan meodel gergaji" keluh bagong

"wah tidak itu aku di suruh beli gunting sembarnag gunting dan kawat yang panjang dan besar juga" imbuh mas Gareng

"tetapi bagaimanapun kita harus sendiko dawuh" elak Mas Bagong

tiba-tiba ada sms langsung dari bapak presiden dan dibaca

"ini kawat dan guntingnya kurang besar, gergajinya kalau bisa yang besar dan pakai mesin", harap laksnakan" isi smsnya singkat dan tegas

Kedua ajudan ndalem ini kaget melihat sms ini

"lha kok iso mas gareng?" tanya bagong

"pohon apa yang dibonsai, pakai gergaji mesin saja" heran mas gareng pada adiknya Bagong

"reko-reko wae...gumun berapa besar to pohonnya itu? tanya mas gareng pada bagong

"potnya besarnya berapa?" imbuh gareng, 

keduanya tertwa walau hati manyun dan bertanya-tanya, mereka membelikan beberapa permintaan presiden petruk dan dibawa langsung ke istana negera NKRM ini lalu

"meniko pak, ini pak gergajinya dan kawatnya" kata bagong

"ini juga , ada gunting taman yang besar" kata gareng kepada Presiden petruk
"kurang satu" tiba-tiba pak presiden mengagetkan lagi,

"apa pak?" tanya keduanya hampir serentak

"tangga lipat bagong dan mas gareng "kata pak presiden lagi

'bonsai apa ini pak? tanya Bagong
"ya kok pakai tangga lagi dan gergaji mesin?" tanya gareng kepada pak presiden petruk

"akur jangan kaget< akrena kau mau membonsai pohon didepan istana negara NKRm ini usianya sudah hampir 40 tahun dan aku akan pangkas biaar rapi dan dilihat enak dimata"

"ow pak itu kan pohon beringin?" heran bagong
"banyak yang tunggu pak, kata gareng lagi

"ya demi NKRM ya tetap dirapikan oleh to?" kata pak presiden berwibawa

keduanya mantuk-mantuk pantesan bonsai kok bawa tangga, bawa gergaji mesin, bawa kawat sebesar kawat listrik dan tidak membeli pot yah baru tahu!

ternyata yang di bonsai adalah pohon beringin tua yang ada didepan istana negera , huf, 

"tidak di tebang sja pak?"tanya bagong

"atau di matikan dari akarnya bisar ambruk pak?' tanya gareng

'tidak mau lah aku sebagai presiden ketujuh ya tidak berani sebab nanti istana kita bisa kepanasan" elak sang presiden sambil cuek menanggapi dua pertanyaan krusial ini.

"sama saja semakin tua nanti bisa negmbruki istana pak!sela bagong
'Ya begitulah kau tidak berani motong sampai habis, karena pohon ini banyak jasanya diistana ini" terang presiden

"siap dan laksanakan! kata ajudan ini dan dilakukanlah pemangkasan dan pembosainan pohon beringin tua didepan istana ini tujuannya biar indah dan bisa membuat istana sejuk dan damai.

kedua melakukannya atas perintah pak presiden, sampai selesai....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun