Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

O (kosong) 5

17 November 2015   14:51 Diperbarui: 17 November 2015   14:58 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kisah catut...

Kemarin ada pertandingan sepak bola

mas Pras, juga menjual karcis walau agak tinggi

untuk memudahkan yangbelum punya karcis

 

ini namanya mencatut

 

kemarin pak pengusaha besar berhasil meloby pemerintah daerah

untuk dapat proyek calon bandara

dan sukses

 

ini namanya juga mencatut

 

kemarin anak sma itu datang kepada gurunya

kerumah untuk les matematika , karena nilainya jelek

dengan uang lebih berhail meyakinkan gurunya untuk dapat nilai bagus

 

ini namanya juga mencatut

 

kemarin pak keamanan datang kepengusaha

banyak yang buat tidak aman disini mas pengusaha kata pak pengamanan( palsu ini)

dan beehasil dapat order pengamanan

ini namanya juga mencatut

kemarina da anggota dpr yang mengaku disuruh pak presiden meloby

pengusaha besar dan ini juga kepentingan pribadi( tetapi bukan untuk rakyat)

dan hampir sukses

 

ini juga mencatut

 

tukang kayu disebelah rumahku semakin marah

karena paku selalu bengkok dan butuh

catut untuk melepasnya

 

ini juga mencatut( beneran wong di paku kayunya, pakunya bengkok)

 

ada mahasiswa yang ke ruang dosen

mengaku nilainya selalu jelek

akhirnya dapat akal meloby sang dosen dengan sesuatu dan nilainya bagus

 

ini juga namanya mencatut

 

tetapi jangan salah ya

bukan dkter gigi

yang mau( mencabut) bukan mencatut gigi

 

ini namanya dokter yang kebangetan dan tidak boleh ...(kalau ada)

 

catut mencatut ternyata ada disegala bidang

dan budaya catut mencatut sudah lama

si penguasa anu mudah melobi anu karena ada sesorang yang diatakuti oleh seseroang maka

dijadikanlah "tameng" sebuah "usaha pencatutan" 

 

kalau ada catut yang enak ya

...minuman ...teh cap...c*t*t( maaf bukan promosi)

tetapi lebih enak

tidak mencatut sesuatu karena sangat tidak enak

kedepanya.....

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun