Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Mental-Wajib Militer=(Bela Negara??)(1)

23 Oktober 2015   13:33 Diperbarui: 23 Oktober 2015   13:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#Mendukung atau menolak? (wajib militer/bela negara?)

Hanya matematika  Politik, seakan tidak bisa ngampet sensasi Menteri Pertahanan dan level kebijakan di atas sana mengelorakan proyek "wajib militer" yang didalamnya ada bumbu"bela negara" dan inikah konsekunsi Revolusi Mental wacana Presiden Joko Widodo presiden ketujuh kita ini?

Bukan saya menolak ide besar dan mendukung apalagi ide ini seakan "mensatabihkan" bahwa pemerintahan sipil "tidak bisa kuat "bila tanpa campur tangan militer adalah kenyataan, terbukti dari 17 tahun reformasi ini, yang "terkuat adalah presiden ke 6 BapaK SBY yang notabena aslanya dari orang militer, adlah terbukti nyata.

Tampaknya inilah kebijakan yang kurang populer dibanding paket ekonomi yang berjilid-jilid entah nanti sampai jilid keberapa ( mungkin sampai jilid ke 13 baru selesai) oleh bapak presiden ketujuh ini  ada benarnya.

Sempat teringat kembali ketika masuk ajaran baru disekolah menegah pertama di Yogyakarta saya teringat betapa melelahkannya indotrinasi dna doktrinisasi dengan berlatih baris berbaris dan mendengaran wejangan P4( penataran) Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila masih membekas di hati, waktu itu intruksturnya dari muspika dan guru yang berpengsaruh dan didlamnya ada tentara juga yang "melatih" baris dari pagi pukul tujuh dan pulang pukul lima sore tdiak mudeng hanya karena saya cinta PPKN ( mata pelajaran PMP KN) maka saya sedikit mengerti tentang nilai yang terkandung dari Pancasila dn bagaiamana mengubah UUD dan bagiamana cara memilih dan di pilih dalam demokrsi inilah yang emmbekas samapai sekarang .

Berikutnya di level sekolah menengah sekan sama doktrinisasi Pancasila dsilevel inis ungguh membuat hati juga galau dan ingin memberontak tetapi juga hanya manut saja, walau kaki bengkak ikut latihan baris dan upacara akhirnya lega setelah penataran P4 berakhir.

Pada kenyataan saya generasi saya ini banyak 'yang berhasil" dalam bekerja mandiri dan kakak yang pernah mnegenyam P4 akhirnya juga malah "menghindari " dari doktrini dan hasilnya KKN merebak adlah karena mereka mikir ekonomi dan mau kaya sendiri karena sudah capek  mikir politik , kahir lihat sekarang jeblog mental ideologilah yang membuat "kahanan" ini sedang bergejolak, dan inilah bukti bahwa indotrinisasi "gaya militer" hanya membuat bangsa dan generasai muda yang "galau"apatis terhadap kahanan politik dan tidak peduli( sampai sekarang banyak partai hanya sempalan dan mantan orang yang pernah berkuasa di partai tertentu dan yang tersisih dari parpol yang pernah berkuasa dan membuat embrio lagi partai baru demi "warisan politik" dan menghindari politik balas dendam " adalah kenyaataan saat ini)

Sekarang pada wacana judul ini mendukung atau menolak wajib militer /bela negara ini? jawabannya tunggu dan ragu tidak boleh jawab saya adalah menolak ini wajib militer ini bila"

1. bersifat milteristik

2. hanya doktrinisasi gaya politik pemerintahan baru

3. Menolak bila bela negara hanya membuat kita tidak bisa "beda" dan harus keseragaman dalam cara pandang Ipoleksosbud 

4. Bila hanya proyek suatu intiusi besar yang kebetulan mendukung presiden yang baru berkuasa

5. bersifat temporer dan hanya membuat "gaya kaku" menghilangkan civil society( kekuasaan sipil)

6. bila hanya  membuat wacana "revolusi mental" sebuah macan kertas dan kosong dalam impletesi dikenyataannya

 

Arah simpulan

Tetapi generasi yang kehilangan "jati diri" nampaknya sudah menjadi kenyatan yang tidak terbantahkan di muka mata kita banyak yang apatis dan banyak yang tidak peduli terhadpa "nasib politik" dan membela bangsa  adlah kenyatan yang tidak bisa kita hindarkan.

Bila kita hanya membuat "generasi takut" seperti era Soeharto, waktu say kecil dan dewas dalam mas emas ini pengalaman bahwa"gaya militer" demi "membela negara"adalah sudah usang.

Bukankah kita bisa membimbing cinta negara dan bela negara dengan "gaya pop" anak muda dan iberi masukan tentang nilai-nilai Pancasila dan UUd 1945 sesuai kehendak jaman(era informasi) ini sungguh sebenarnya harus di manfaatkan oleh Pemerintahan dalam mendoktrin bela negara ini alah kenyataan yang harus di jalankan dan inilah tantangan yang tidak gampang

Dan Tidak habis pikir adalah banyak kampus  yang dulu menolak militer masuk kampus tetapi kenyataan malahan yang mendukung wajib militer  in adalah kampus terbesar yang juga kampus alamamater bapak presiden inilah ironi ynag besar dan ini coba di paksakan karena menurut mereka " proyek besar " doktrin dan indoktrinisasi adalah kenyataan yang coba mempengaruhi pola pikir generasi emas kita menuju 2045 adalah ironi kenyatan ini dlam bingkai revolusi mental adalah kenyatan yang membuat "kacamata " blur semakin kelihatan betapa kedodorannya pengaruh politik presiden ketujuh ini dimuka generasi muda wajib meiliter ( yang konon akan memwajibkan 45 tahun kebawah harus wajib militer), sebenarnya banyak negara yang gagal dalam wacana "revolusi " wajib militer" mental ) ini.

Tetapi bila demi NKRI dan tidak ada indoktrinisasi dan doktrinisasi gaya militer kemunkinan masyarakat sipil akan lega dan gembira karena bila kita kembali ke Pancasila dan UUD 1945 tidak akan ada lagi perselisihan SARA, politik, dan rebutan pengusaaan cabang ekonomi oleh segelintir orang kaya dan juga tdiak ada Koluis, nepotisme  dan korupsi merebak di tanah air ini, maka cobalah "wajib Militer" tetapi jangan memakai gaya militer ada dan perlu di coba untuk membuka hati dan menerima takdir politik " revolusi mental " segala bidang kehidupan bangsa ini semoga cepat maujud.

Pertanyaan saya Masihkah percayakah  masyarakt kita? dengan wamil /Belneg ini? tunggu ...analisa saya..

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun