Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kabut Cinta, Merahnya Hati

22 Agustus 2015   23:21 Diperbarui: 23 Agustus 2015   08:36 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

episode aku dan kamu 1 : aku di cemburui oleh bidadariku ya rid afarida sebab, itu apakah hanya cemburu yang kau maui? atau inikah cinta sesungguhnya darimu bidadariku?

Episode aku dan kamu 2:

Malam minggu terasa sepi, bidadariku sedang sibuk, tidak ada sms, dan telepon lagi, apa dia marah aku hanya seberang jalan saja dengan dia , di Boyolali dan Yogja, tidak jau tetapi aku enggan dolan malam mingguan kesana, hanya sedikit merem , melihat kenyataan ini, emang semua harus  dijalani akhirnya

"apa harus sepi sendiri?" sms masuk kulihat menggoda

"ya...eh dengan siapa?"aku bertanya lagi

"lupa, mas ini win,dari kalbar baru liburanke jogja"

"siapa ya?'

"sudah tua lupa ya?"

"maaf...'

"benar aku di hotel N dekat rumahmu"

"tetapi..."belum kututup smsnya da yang mengetok pintu didepan kamarku dan

"aku win...lupa ya?"

'oh ya?sama siapa?

"ah nany lagi, sendirian begini, mana bidadarimu itu?"

aku diam

"kok diam?"

"kamu mengejutkanku..." surpraise juga dia datang tanpa diduga...

"aku biasa memberi kejutan to?" aku suruh dia masuk keruang tamu dan

' ada bimtek di jogja, seminggu..." katanya

"bimtek apa?'

"keterampilan...di pembina" dia menjelaskannya

"ah..aku buatin minum dulu ya" aku basa-basi, dia tahu

"nanti aku ambil sendiri boleh to?"

"ya kamu, akau mau bertanya dia bertanya lagi sedikit dia agak sungkan padaku

"jadi benar kamu sendirian ?bapak, ibu sudah?"

"ya sendiri, anak yatim...hehhe" dia diam 

"tidak ngabari..." aku diam

"tidak tahu nomor hpmu, ntar masmu marah..." aku mengejeknya kecil

"siapa?" eh ya Jogja sudah berubah ya sekarang?' dia bertanya pada

"ya" jawababnku singkat

anak ornag kaya dia punya kebun kelapa sawit dan dia pilih jadi guru di kalbar, daerah yang terpencil menghidnari glamuar kotanya dia agak canggung melihatku juga masih sendiri malam ini, dia nampaknya sudah bahagia dan kami pernah ada hati, tetapi tahu klise duku dia sudah dijodohin dnegan saudara ayahnya yang asli kalimantan dan sebenarnya ibunya asli bantul

"aku ingiin ketempat embah besok, sebelum diklat" dia berkata

"lalu?"

"aku mau kekretek.., antarin aku ya?"

aku diam

"kok diam, ada yang marah nanti ya? bidadarimu yang sok cemburuan itu?"dia tahu, deg hatiku kacau, aku kepantri ambilkan minuman  dan

"benar..."

"kamu masih nakal ya seperti dulu?"

'tidak setiap selalu.."aku gugup dibuatnya dan

"boleh antar ya?"
"suamimu?"

"tidak bisa..." 

"mengapa?"

"biasa lelaki...."

"bimteknya mulai senin ya?"

"ya...pliis, ya boleh antar aku kekretek?"

aku diam dan menjawab

"boleh..."

"tetapi jangan nginap disini ya?"

"haa hhha boleh juga?" dia kaget dan tertawa

belum kami berdua bicara bidadariku sudah menelponku dan aku keruang tengah menerima teleponnya

"mas kok diam marah ya?"

"tidak ,ada tamu...sebentar ya?"

"ya boleh...tidak marah to?"

"maaf tidak..."aku menutup teleponnya dna melanjutkan bicara dengan win

"bolehkan bimtek dan kembali kemasa lalu dneganmu? seminggu ini?"

"he, apa aku ini arsip ya? perpustakaan?" atau musiem?? candaku

"kamu adalah museum hatikumas..." dia manja aku diam adan tidak bisa berkat lagi

"aku tolong di antar ke kretek ya mas?
"ok juga...."

malam minggu yang penuh kenangan dia mohon pamit dan kehotel N dekat rumahku, dan kau tidak bisa tidur dibuatnya

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun