"banyak kader yang sudah keder, karena mahar, ya biaya pemilu yang selangit, bila lewat..."
"lewat mana?" sela pak presiden
"lewat parpol"sela mandagri
"mabayar piro...??? tanya penasehat bagong
"lak beres to ?tanya penasehat gareng
"berat mas presiden " sela pak mendagri, semua diam dan diam hanya kipas angin dan jengkrik dirumput istana mengerik
"nganu pak presiden, semua serba sulit tidak seperti dulu, sudah banyak yang bosan jadi calo, ya calon bupati, calon, wlikota, calon mendagri dan calon presiden..."
"kok bisa bosan?" pak presiden agak mikir dna digaruknya kepalanya dan
"mereka bosan menjadi bacalon tertentu karena  banyak "mahar" yang harus dikeluarkan dan dikawatirkan tidka bisa menegmbalikan kemudian...uang pinjaman ini.
semua diam...ya ibarat dagang keluarin banyak, hutang banyak sama juga, kampanye keluarin banyak ujung-ujungnya korupsi untuk mbalekake duwet mou ....benar adanya
"aku tidak mudeng kang, bab iki" keluh bagong pad gareng kakaknya juga penasehat presiden petruk ini