Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Sere(T)ak: Ironi Negeri tanpa Calon Pemimpin

10 Agustus 2015   15:24 Diperbarui: 10 Agustus 2015   15:39 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"banyak kader yang sudah keder, karena mahar, ya biaya pemilu yang selangit, bila lewat..."

"lewat mana?" sela pak presiden

"lewat parpol"sela mandagri

"mabayar piro...??? tanya penasehat bagong

"lak beres to ?tanya penasehat gareng

"berat mas presiden " sela pak mendagri, semua diam dan diam hanya kipas angin dan jengkrik dirumput istana mengerik

"nganu pak presiden, semua serba sulit tidak seperti dulu, sudah banyak yang bosan jadi calo, ya calon bupati, calon, wlikota, calon mendagri dan calon presiden..."

"kok bisa bosan?" pak presiden agak mikir dna digaruknya kepalanya dan

"mereka bosan menjadi bacalon tertentu karena  banyak "mahar" yang harus dikeluarkan dan dikawatirkan tidka bisa menegmbalikan kemudian...uang pinjaman ini.

semua diam...ya ibarat dagang keluarin banyak, hutang banyak sama juga, kampanye keluarin banyak ujung-ujungnya korupsi untuk mbalekake duwet mou ....benar adanya

"aku tidak mudeng kang, bab iki" keluh bagong pad gareng kakaknya juga penasehat presiden petruk ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun