Saya hanya membeli sebagian makanan kecil mereka dan sebagian minuman yang tidak bisa dan biasa kamiminum tetapi kesungguhan mereka dalam berdagang seakan mencengangkan hati dan kenyataan yang mereka raih dengan "perjuangan" tidak gentar adalah kenyataan yang patut dipuji.
Tetapi ramadahan hari ini tanggal 5 jul 2015 seakan membuat saya mempunyai analisa sendiri mengapa ekonomi umat islam berani beresiko waktu ramadhan, dan cenderung tidak melanjutkannya di kemudian hari? (setelah ramdhan? Â analisa ekonomi saya:
1. berdagang takjil bukan profesi tetapi pengisi waktu ramadhan
2. bersifat spontan
3. biasanya hanya kutan yang telah ada
4. tidak mau membuat produk spesifik buatan sendiri
5. kebanyakan menu takjil hanya kulan dari pedagang besar yang biasa membuat pengenan kecil
6. temporer
7. daya juang yang tinggi(profesional masih belum terukur)
8. habis ramdhan modal habis untuk lebaran...(he he)
mengapa saya menganalisa ini delapan analisa yang mungkin jauh dari benar tetapi seyogyanya juga kita tetapa menumbuhka daya bisnis kita walau tidak saat ramdhan dan disetiap harinya kita bisa menumbuhkan daya juang yang lebih kelak dalam memperjuangkan perekonomian umat, karena menurut saya berjualan menu penganankecil(takjil) bisa dilanjutakan kelak bisnis kecil-kecilan yang lain diluar bulan ramadhan ini bagus bila dilanjutkan!