Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Kabut Cinta, Merahnya Hati #4, Waktu Masa Lalu (09)

26 Maret 2015   21:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:57 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

episode 8: aku semakin jengah dia mau pulang selarut ini atau aku membiarkanya untuk pulang, sur suryanti tetap ngotot pulang kerumah malam ini

Episode 9:

"nekat ya?'

"ya kenapa?"

"aku antar saja kamu..."

"tidak terimakasih"jawabnya singkat

sementara diluar hujan semakin deras dan kilat menyambar kesana kseni, jam berdentang tidak terdengar aku diam dalam riuh hujan yang mulai deras

"aku pulang mas..'

'jangan marah..."

"tidak, maaf..."

aku diam dimuka pintu rumahku

aku melihatnya tergopoh, menuju mobil putih diseberang jalan

dia masuk dan melambaikan tangan, payung yang aku unjukan aku benahi dia diam dan

"aku tetap,....ilove mas..'

aku diam

mengapa?

aku hanya sebagi penanda

atau aku yang tidak punya sikap?

aku diam dalam hati yang bimbang

"kring..."

"hallo ada apa?"

"jangan hujan-hujan mas, flu nanti..."

"ya..."

dia mulai cerita pekerjaannya, aku diamd lam senyapnya dingin hujan di 26 maret 2015 penghujung tanggal  ini

"ngantuk ya? kok diam?"

"ya,...bagaimana tadi?"

"di sini pada layat lee kuan yue..."

"siapa?"

"mantan orang kuat di Singapura..."

"sempatnya kamu...?"

"maaf, tadi diajak teman..."

"ya hampir sama dengan waktu layat pak Harto kemarin?"

"ya sama mas, tetapi tertib juga...'

aku hanya diam membayangkan bagaimana tertibnya Yogya kalau sama singapura jauh,tetapi ini tetap tanah lahirku,

"diam mas?'

"ya aku ngantuk..."

"kamu?

"sama juga..."aku masgul ingn cerita tentang sur padanya kau tidak tega

"ada cewe lagi yang godain mas?"

"kok tahu?"

"tahu aja..."

"tidak ..tuh simbok.."

"mau?"

"bagimana to? 60 tahun..simbok( pekerja rumah tanggaku)

"tetapi tetap ada cewe ya?"

"aku diam dlam hujan yang dingin disebernag nampak angin begitu keras berderak menghempaskan daun jendela dan daun-daun pohon disekitar rumahku..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun