Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kabut Cinta, Merahnya Hati #3, Ummie Sittie (7)

2 Februari 2015   20:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Episode 6 : Ya aku baru tahu orang dermawan yang dijemput oleh pak kepala sekolah dan bui bendahara adalah teman masa kuliahku sendiri, ummie sitie, aku kaget dibuatnya dan aku baru tahu, mengapa keroyo-royo ke Yogya, di kulon progo lagi tempat slb zafa rintisan kami ini, dia mengejutkan aku, memang diaa sebetulnya pernah singgah dihatiku tetapi itu sudah aku anggap masa lalu kami.

Episode :7

"masih kaget, benar kan aku datang lagi menemuimu?"

"ya sekolahan kami ini, yang..."

"yang baru dirintis dua tahun dan masih banyak kekurangannya?, apa kah ini "perjuanganmu itu mas?"

"beginilah saya" kataku singkat

"yang tetap sepi dan sendiri, tidak mundak-mundak, hidup adalah perjuangan ya kan?"

Kami tertawa dengan pernyataannya yang ceplas-ceplos itudan aku tersenyum kecil juga dibuatnya pak ponijan dan bulastri juga tertawa kecil diruang kantor sekolah kami yang bersekat dnegan triplek hijau ini , sempat membuat kaget murid-murid kami yang ada disebelah sekat triplek ini

"Ya saya pribadi dan atas anama sekolah mengucapkan banyak terima kasih atas pemberian ini, semoga menjadi amal bu ummie sitie, atas segala pemeberiannya ini, " pak kemijan dan bu lastri  menjabat tangannya dan lalu

"sama juga bapak dan ibu yang saya hormati, ini adalah pemberian berhubungan dengan syukuran anak kami yang ke empat tahun, dan ini adalah ujud syukur kami", begitu sitie memberikan pernyataannya

"maaf, benar niat saya adalah juga akan kembali kejawa ini, membeli tanah didekat calon bandara,mungkin mas jo dapat mengantar kami mencari di palihan, Temon, dan tau glagah"

"ya silahkan , mas jo", kata pak kepala sekolah, deg aku kaget , wah lamat susah ini dia suruh aku menunjukkan tanah di calon bandara itu, seumur ini belum pernah jadi "calo" aku hanya mengangguk kecil, mereka tertawa juga atas persetujuanku dan kami juga turut bahagia dengan pemberian ummie sitie hari ini.

"apa harus hari ini?"

"besaok juga tidak apa-apa" kata ummie

"okelah"..kataku pelan

ummie sitie berbasa basi dan pergi meninggalkan kami, dengan segala keterkejutan hati yang dalam dia hanya sms aku'mas, ok juga kamu, maaf ngagtin kamu, maaf, jangan kaku ya , aku tetap sitiemu dulu"

gila!!!, aku mengumpat didalam hati, benarkah orang kaya ini, aku mengajar dengan hati yang tidak tenang,aku ingin secepatnya kembali kerumahku dan tidur, melupan mimpi atau nyata ini!???

Aku bergegas pulang dengan motor bututku dan sampai takterasa aku kencangkan laju motor ini dan sampai rumah ingin tidur dan melupakan waktu ini, tetapi smapai dirumah ada sesuatu yang aku tidak duga juga hari ini.

"mbok nenm ada apa? tanyaku pada tetangga depan rumahku

"mas ada tamu, cantik dan nampaknya artis dia"

"dimana?"

'dirumah mas jo,lihat sendiri"

nampak seornag permpuan cantik mempesona dan membagikan permen kepada anak-anak kecil didepan rumahku dan kau benar-benar kaget, jilbab hitam ini pernah aku kenal, dia sudah dirumahku apa maksudnya? aku kaget sekencangnya degup jantungku ini, mengapa?

"hai,pesta ya?"

"ya, aku sudah tahu persembunyianmu"

"mengapa?"

dia tidak mau menengok aku dan membagikan permen sambil memunggungiku dan aku baru yakini ini kan??????.

bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun