Mohon tunggu...
Alrid Ramadhan
Alrid Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030071 UIN Sunan kalijaga

gabut

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melawan Burnout: Menyingkirkan Kelelahan Emosional dan Menemukan Keseimbangan Hidup

22 Maret 2024   19:52 Diperbarui: 22 Maret 2024   22:29 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: bakrie.ac.id

Apakah Anda merasa kelelahan secara fisik dan mental, kehilangan motivasi, atau merasa tidak produktif dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari? Jika iya, Anda mungkin mengalami burnout. Burnout adalah kondisi yang disebabkan oleh stres kronis yang berkepanjangan, terutama dalam konteks pekerjaan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu burnout, penyebabnya, dan strategi yang dapat membantu Anda mengatasi dan mencegahnya.

Apa itu Burnout?

Burnout adalah kondisi fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres kronis yang berkepanjangan. Istilah "burnout" pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Herbert Freudenberger pada tahun 1974.

Burnout biasanya terjadi pada individu yang bekerja dalam situasi yang sangat menuntut secara emosional atau fisik, seperti pekerja kesehatan, guru, atau profesional yang bekerja dengan tekanan tinggi.

Sejarah burnout dimulai dengan penelitian Herbert Freudenberger pada tahun 1970-an. Ia mengamati bahwa banyak pekerja di bidang kesehatan mental dan sosial mengalami kelelahan kronis dan kehilangan minat terhadap pekerjaan mereka.

Freudenberger menyebut kondisi ini sebagai "burnout" dan menggambarkannya sebagai perasaan kelelahan yang dalam, kehilangan motivasi, dan ketidakmampuan untuk mengatasi tuntutan pekerjaan.

Sejak itu, definisi dan pemahaman tentang burnout telah berkembang. Pada tahun 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui burnout sebagai kondisi yang terkait dengan pekerjaan dan mencakup tiga dimensi utama: kelelahan yang terkait dengan pekerjaan, sikap yang negatif terhadap pekerjaan, dan penurunan produktivitas.

 sumber gambar: usz.ch
 sumber gambar: usz.ch
Penyebab Burnout

1. Beban kerja yang berlebihan: Jika Anda terus-menerus bekerja dalam kondisi yang penuh tekanan dan memiliki tuntutan kerja yang tinggi, Anda berisiko mengalami burnout.

2. Kurangnya dukungan sosial: Kurangnya dukungan dari rekan kerja, atasan, atau keluarga dapat membuat Anda merasa terisolasi dan meningkatkan risiko burnout.

3. Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi: Jika Anda memiliki kesulitan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, Anda mungkin mengalami kelelahan yang berkelanjutan.

4. Kurangnya kontrol: Jika Anda merasa tidak memiliki kontrol atas pekerjaan Anda atau tidak memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan, ini dapat meningkatkan risiko burnout.

5. Ketidakjelasan peran: Jika Anda tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang tugas dan tanggung jawab Anda di tempat kerja, ini dapat menyebabkan kebingungan dan meningkatkan risiko burnout.

6. Konflik nilai: Jika nilai-nilai Anda tidak selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di tempat kerja, ini dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan.

7. Kurangnya penghargaan: Jika Anda tidak merasa dihargai atau diakui atas kontribusi Anda di tempat kerja, ini dapat menyebabkan perasaan kelelahan dan kecewa.

8. Kurangnya kontrol terhadap waktu: Jika Anda tidak memiliki fleksibilitas dalam mengatur waktu kerja Anda, ini dapat menyebabkan kelelahan dan ketidakpuasan.

9. Konflik peran: Jika Anda menghadapi tuntutan yang bertentangan dari berbagai peran yang Anda miliki (misalnya, peran sebagai pekerja, pasangan, orang tua), ini dapat meningkatkan risiko burnout.

10. Kurangnya pengembangan karir: Jika Anda merasa terjebak dalam rutinitas dan tidak memiliki peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan karir, ini dapat menyebabkan kelelahan dan kebosanan.

Penting untuk diingat bahwa burnout dapat mempengaruhi siapa saja, tidak hanya mereka yang bekerja di lingkungan kerja yang penuh tekanan. Jika Anda mengalami gejala-gejala burnout, penting untuk mencari dukungan dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi stres dan mengembalikan keseimbangan dalam hidup Anda.

 sumber gambar: bakrie.ac.id
 sumber gambar: bakrie.ac.id
Langkah untuk Mengatasi Burnout

1. Istirahat yang Cukup: Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup setiap harinya. Tidur yang berkualitas dan waktu luang yang memadai sangat penting untuk mengembalikan energi dan mengurangi stres.

2. Tetap Aktif secara Fisik: Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

3. Atur Prioritas dengan Bijak: Pelajari untuk mengatur prioritas dan mengelola waktu dengan efektif. Fokus pada tugas yang penting dan hindari terlalu banyak menumpuk pekerjaan.

4. Jaga Keseimbangan Hidup: Carilah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Sisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda nikmati di luar pekerjaan.

5. Cari Dukungan Sosial: Berbagi pengalaman dan perasaan dengan orang-orang terdekat dapat membantu mengurangi stres dan memberikan dukungan emosional.

6. Ambil Cuti: Jika memungkinkan, ambil cuti untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh Anda. Jangan ragu untuk memanfaatkan waktu libur yang telah Anda miliki.

7. Jangan Takut untuk Meminta Bantuan: Jika Anda merasa terlalu terbebani, jangan ragu untuk meminta bantuan. Bicarakan dengan atasan atau rekan kerja tentang beban kerja yang Anda hadapi.

sumber gambar: kompas.com
sumber gambar: kompas.com
Burnout merupakan kondisi yang serius dan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Untuk mengatasi dan mencegah burnout, penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat, seperti mengatur prioritas, mencari keseimbangan hidup, dan mencari dukungan sosial. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun