Mohon tunggu...
Alief Reza KC
Alief Reza KC Mohon Tunggu... Administrasi - Dulu pernah hobi nulis

alrezkc@gmail.com | IG & Twitter : @alrezkc

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Luasnya Rezeki Tuhan dari Sekotak Dus Makanan

20 November 2018   19:30 Diperbarui: 21 November 2018   14:29 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : agreatertown.com

Dus makanan tentu tidak asing dalam keseharian kita, sebuah terobosan yang sangat membantu kita untuk membawa makanan dengan rapi dan ringan. Mulai dari restoran cepat saji brand luar negeri sampai penjaja makanan kaki lima hampir semuanya sangat mengandalkan dus makanan ini. 

Walaupun sangat populer, nyatanya nasib dus makanan tidak sebaik ketenarannya. Sebagus dan serapi apapun tampilan dus ini, toh setelah terpakai kita akan langsung membuangnya.

Padahal pernahkah terbesit sekali saja di pikiran kita bahwa dari sekotak dus makanan ini, ada banyak sekali jalur rezeki yang Tuhan gariskan. Dengan memahami proses pembuatannya langkah demi langkah kita bisa memahami bahwa betapa luasnya cara Tuhan untuk memutar roda perekonomian manusia dan menjadikannya pintu rezeki.

Kertas

sumber gambar : maxigraphink.com
sumber gambar : maxigraphink.com
Tentu saja bahan baku utama dari dus makanan adalah kertas. Dari kertas saja jika kita bedah proses pembuatannya sejak dari kayu sampai jadi lembaran kertas tentu akan sangat banyak proses dan pihak yang terlibat. 

Jenis kertas yang digunakan sebagai dus makanan biasanya jenis duplex atau ivory, masing-masing jenis tentu punya proses pengolahan yang berbeda. Pihak yang kebagian rezeki dari kertas ini tidak saja buruh pabrik kertas, operator mesin, pemilik pabrik, tapi juga sampai supir truk pembawa kertas, tukang potong kertas bahkan kuli-kuli angkut kertas.

Desain

sumber gambar : designcrowd.com
sumber gambar : designcrowd.com

Dus makanan yang kita bahas kali ini bukan dus polos warna putih itu ya, tetapi dus yang memiliki desain dari merk si penjual. Setelah menentukan dan menyiapkan kertas yang akan digunakan, langkah selanjutnya adalah membuat desain gambar dan me-layout desain tersebut ke dalam bentuk dus yang diinginkan. 

Desainer grafis berperan paling penting dalam proses pembuatan dus makanan ini, karena merekalah yang akan menentukan apa yang harus dikerjakan di langkah selanjutnya. 

Tugas desainer mencakup membuat desain gambar, me-layout ukuran dan lekukan (perihal lekukan ini akan kita bahas selanjutnya), menentukan ukuran kertas yang diperlukan dan bagaimana potongan kertas yang tepat.

Pembuatan plat film

sumber gambar : agreatertown.com
sumber gambar : agreatertown.com

Dus makanan biasanya dicetak menggunakan mesin offset. Mesin offset adalah mesin dimana gambar yang akan dicetak dipindah dahulu ke dalam plat film. Berbeda dengan mesin printer biasa di kantor-kantor yang tinggal kita tekan tombol print maka akan langsung tercetak ke dalam kertas persis sesuai gambar dengan akurasi warna yang akurat.

Setelah desain dan layout ditentukan, langkah berikutnya adalah mencetak desain tersebut ke dalam plat film offset. Plat ini berentuk lembaran dari bahan dasar aluminium. 

Proses pembuatan plat itu sendiri dari sejak bahan mentah, pengolahan menjadi aluminium, proses distribusi, masuk ke pabrik pembuatan lembaran plat kosong, kemudian baru siap dijadikan media cetak desain dus makanan tentu melibatkan banyak orang  yang mendapat rezeki dari sektor ini.

Tinta

sumber gambar : Prepressure.com
sumber gambar : Prepressure.com

Dus yang menarik dengan desain beraneka warna tentu membutuhkan tinta yang banyak pula. Jika anda biasa menggunakan printer digital di kantor dan rumah anda, tentu juga tidak asing dengan tinta printer. 

Tinta printer digital tentu berbeda dengan tinta  printer offset, jika tinta printer digital berbentuk cair dan mudah penggunaannya berbeda dengan tinta mesin offset yang bertekstur lebih padat serta pencampuran warnanya harus secara manual.

Jika sebelumnya kita  membayangkan banyaknya orang yang terlibat pabrik kertas dan pabrik plat, begitu halnya pada tinta ini sejak masih bahan baku mentah dan diolah serta didistribusikan hingga menjadi sekaleng tinta yang dijajakan toko tinta tentu melibatkan pula banyak orang dan banyak pintu rezeki dari tinta.

Pencetakan di mesin offset

sumber gambar : lynde-ordway.com
sumber gambar : lynde-ordway.com

Kertas sudah siap, desain sudah tercetak di plat film, tinta sesuai yang dibutuhkan juga telah siap. Maka langkah utamanya adalah naik ke mesin cetak offset. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya sekilas tentang bagaimana mesin cetak offset. 

Mesin ini lebih rumit dari mesin digital karena melibatkan banyak proses dan komponen di dalamnya. Jika dengan printer biasa kita bisa mencetak sekali dengan banyak warna sekaligus, maka di offset kita hanya bisa mencetak per 1 warna.

Bukankah ada banyak sekali warna di dunia ini? Pada dasarnya warna dalam dunia percetakan maksimal hanya ada empat, yaitu cyan, magenta, yellow, dan black, atau yang lebih dikenal dengan CMYK. 

Keempat warna inilah yang dapat membuat gambar full warna dengan penyesuaian komposisi yang berbeda untuk tiap hasil warna yang diinginkan. Karena itu mencetak dengan mesin offset juga membutuhkan tenaga dengan ketrampilan khusus. 

Seperti halnya smartphone yang membutuhkan ahli reparasi yang khusus serta berbagai produk aksesoris, mesin offset pun demikian bisa membuka banyak jalur rezeki Tuhan.  

Proses laminasi

sumber gambar : indiamart.com
sumber gambar : indiamart.com
Proses laminasi tidak mutlak ada di setiap pembuatan dus makanan, proses ini hanya dilakukan jika tampilan dus makanan ingin lebih terlihat mengkilat dan mewah. Proses ini menggunakan mesin laminasi, jenis laminasi yang digunakan umumnya glossy, doft, atau laminasi UV.  Di proses ini juga membuka jalur rezeki Tuhan dengan membuka jasa khusus laminasi.

Proses pond kertas

sumber gambar : pisaupond.com
sumber gambar : pisaupond.com
Jika anda membuka setiap lekukan dus makanan tentu akan menjadi sebuah lembaran kertas dengan banyak guratan lipatan yang akan membentuk kotak. Karena pada dasarnya yang tercetak hanyalah lembaran yang kemudian melalui proses pond. Proses inilah yang membentuk guratan yang memudahkan kita untuk menekuk dari lembaran menjadi bentuk dus kotak.

Hal pertama yang harus dibutuhkan adalah pisau pond. Setiap bentuk dan volume dus yang berbeda membutuhkan pisau pond tersendiri. Pernah melihat proses pembuatan batik cap? Pernah melihat dan memegang secara langsung cap batik? Kurang lebih seperti itulah bentuk pisau pond. 

Pembuatan pisau pond umumnya masih dilakukan manual oleh pengrajin pisau pond. Bahan utama yang digunakan tentu saja besi tajam dan kayu sebagai alasnya. Harga per pisau pond berkisar puluhan ribu sampai jutaan rupiah lho. Tertarik untuk menjadi pengrajin pisau pond?

Bayangkan saja jika kita kembali bahas sejak awal proses pengolahan bahan pisau pond. Setelah pisau pond dibuat, kemudian pisau itu bisa digunakan oleh mesin pond untuk mencetak garis lipatan pada kertas satu per satu. Proses ini masih umumnya dilakukan manual oleh tenaga manusia.

Proses Finishing

sumber gambar : smartprint.my
sumber gambar : smartprint.my
Setelah melaui kisah yang panjang dan melelahkan, lembaran kertas yang sudah melalui proses pond, kini siap untuk dilakukan proses finishing. Proses finishing yang pertama adalah memotong bagian-bagian kertas yang tidak diperlukan agar yang tersisa hanyalah bagian kertas yang tinggal dilipat membentuk kotak dus. Proses selanjutanya ialah pelipatan lembaran kertas menjadi bentuk kotak. 

Hanya saja proses pelipatan ini umumnya dilakukan sendiri oleh penjual ketika makanan siap dimasukan ke dalam dus. Sampailah sekotak dus makanan itu di tangan kita dan memudahkan kita untuk membawa makanan kesana-kemari.

Begitulah proses panjang pembuatan kotak dus makanan yang membuka banyak sekali pintu rezeki Tuhan dan tentu saja roda perekonomian. Dus makanan ini hanyalah salah satu contoh dari produk sederhana yang bisa memberikan kita banyak celah dan peluang usaha dalam rangka mencari rezeki, tentu masih banyak contoh produk lain yang masih jarang dijamah oleh orang-orang di setiap langkah pembuatannya.

Poin utama yang disampaikan di tulisan ini adalah betapa Maha luasnya Tuhan membagi rezeki. Dari satu produk saja yang dibutuhkan manusia, ada banyak jalur Tuhan untuk membagi rezekinya. 

Perkembangan zaman yang semakin cepat dengan bertambahnya produk-produk inovatif tentu menjadi peluang rezeki bagi manusia. 15 tahun lalu siapa yang terpikir bercita-cita membuka usaha startup seperti Gojek, Shopee, traveloka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun