tetapi kau manis
melirik
duhai, tiba-tiba
kau angin sempat tertangkap
andaikata air mata bisa diharap
lain kali
duhai, tanpa ukara
kau datang aku menatap
ke arah jendela atau meja
kaca layar ponsel
duhai, ketawamu
membuang amuk
(Malang, 5-7 Mei 2013)
alravox.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!