Mohon tunggu...
Fiksiana

Analisis Novel "Pulang" Karya Tere Liye

21 Februari 2018   16:19 Diperbarui: 21 Februari 2018   16:32 7350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen paling menegangkan dari novel ini muncul pada bab 9 saat Bujang dan teman-temannya menggerebek kasino untuk mengambil alat yang telah dicuri oleh keluarga lain.

"Sebuah limusin membawaku ke Grand Lisabon, kasino terbesar di Makau." (halaman 117)

Ya, kasino itu terletak di Grand Lisabon, Makau. Bab ini akan menceritakan bagaimana Bujang dan temannya lolos dari kejaran tentara Keluarga Lin. Latar temapt yang paling sering digunakan dalam novel ini adalah mess Keluarga Tong dengan waktu petang. Sebab disana dan saat itulah Bujang menjalani latihan dari nol hingga menjadi orang sebesar itu. Bujang terlahir dari lingkungan yang beradat.

"Berjanjilah kau akan menjaga perutmu dari semua itu, Bujang. Agar besok lusa, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik putih, dan semoga itu berguna. Memanggilmu pulang." (halaman 24)

Midah sangat melarang anaknnya mengikuti budaya-budaya kebaratan yang dapat merusak anaknya karena memang Talang atau desa tempat tinggal Bujang masih mengedepankan agama dan budaya.

"Aku memutuskan sambungan telepon. White meletakkan gagang telepon, dia berteriak memanggil koki dan pelayan restorannya, bilang dia harus segera pergi.", "Inilah hidupku, dan aku tidak peduli apapun penilaian kalian.", dan "Toh, aku hidup bukan untuk membahagiakan orang lain, apalagi menghabiskan waktu mendengar komentar kalian."Jelas sekali novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama dengan banyaknya penggunaan kata aku untuk menggambarkan berbagai peristiwa yang terjadi, juga seolah penulis terlibat di dalam cerita yang dibuat.

Tidak dapat dipungkiri, novel Tere Liye yang satu ini memang memiliki banyak kelebihan. Selain penulisannya yang indah dan halus, banyak pelajaran yang dapat diambil dari novel ini. Hal itu semua membuat novel Pulangmenjadi semakin sempurna untuk dibaca. Tak salah lagi apabila mayoritas orang Indonesia menyukai novel-novel karya Tere Liye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun