By : Muhamad Wais
Bisnis bukan ' sembarang bisnis' bisnis perlu memperhatikan etika islam didalamnya. Jika sekedar bisnis saja tanpa ada etika bisnis islam didalamnya , apa bedanya kita dengan orang non muslim .
Tampaknya itu yang mendasari saudara adi tratama untuk membuka bisnis martabaknya dengan memperaktikan etika bisnis didalamnya, walaupun bisnisnya kecil-kecilan akan tetapi dilandasi dengan syariat islam maka isyallah berkah 'kata saudara adi tratama' , Â terlebih lagi saudara adi tratama adalah tamatan pondok pesantren, satu al-mamater dengan saya dipondok pesantren DARUNNADWAH dasan ketujur-gerung-lombok barat.
Saudara adi tratama adalah putra ketiga dari Alm.H. sulaiman& hj. Niniq Yang tinggal didusun kebon lede,desa dasan baru, kec. Kediri Lombok barat.
Bagi saya pribadi, saudara adi tratama adalah sosok pekerja keras. Ini tidak terlepas dulu ketika dipondok ,memang dia mondok sambil jualan apa saja yang penting bisa memenuhi biaya penidikanya & tidak membertakan kedua orang tuaya. Kerena ia mondok mulai dari masuk sampai tamat mondok ia tanggung sendiri biayanya. Saya & teman-teman pun kagum dengan saudara adi tratama dengan kehidupan mandirinya.
Kini setelah tamat dari pesantren, bersama kakak tercintanya ia mampu beradaptasi & kreatif untuk membangun bisnis martabaknya. Perlu digaris bawahi 'kata saudara adi tratama' lulusan pesantren tidak mesti harus jadi "ustad/mempunyai pondok pesantren setelah lulusnya.
Dengan latar belakang kehidupan dipesantren, yang serba diajarkan mandiri dan disiplin,maka kehidupan ditengah-tengah masyarakat bukanlah hal yang sulit bagi saudara adi tratama malah itu menjdi tantangan baginya utntuk membuka usaha martabaknya "kata ujar saudara adi tratama saat saya wawancarai pada 28 april 2022.
Saudara  adi tratama adalah salah satu pemuda yang penulis lihat sangat jeli melihat peluang bisnis  dengan memanfaatkan gerobak kecilnya yang dijadikannya sebagai wadah untuk jualan martabaknya. Saudar adi tratama mengungkapkan ," sebelum usaha martabak ini ada , saya berjualan dirumah dulu, hasilnya juga saya anggap lumayan.Â
Seiring berjalannya waktu dan istiqomah degan penuh ikhlas yang dibarengi dengan semangat yang tinggi saya terus jualan samapai tamat SMP, saya udh mulai jualan dari sejak duduk dibangu kelas 6 SD.
Saudara adi tratama memanfaatkan modal uang Rp 3 juta yang ditabungnya dulu ketika masih berada dipesantren, saat memulai bisnis martabaknya. Dan kini ia merasakan betapa bisinis yang sedang dibangunnya itu dijadikan sebagai mata pencarianya.
Modal saya, kata saudara adi tratama,awalnya tidak banyak hanya bisa dibilang kurang 3 juta an untuk membeli alat-alat masak dan bahan-bahannya. Usaha martabak ini sudah menjadi sumber penghasilan utama saya.
Perhari saudara adi tratama bisa mendapatkan hasil sampai kurang lebih 430.000.Â
setidaknya hasil yang ia dapatkan, bisa membantu kebutuhan hidupnya & keluarganya. Satu porsi martabak ia jual 18 kalauk yang biasa, sedangkan yang special ia hargai 23 k.
Usaha martabak yang dilakoni saudara adi tratama ini sebenarnya tidak jauh beda dengan usaha martabak lainnya, namun usaha martabak saudara adi tratama lebih memperhatikan etika bisnis didalamya seperti yang dicontohkan oleh nabi Muhammad saw. Dan ia sangat ramah juga terhadap pembeli, sehingga para pembeli merasa nyaman ketika membeli martabak di saudara adi taratam.
SUKSES TERUS SAUDARA ADI TRATAMA
"Penulis adalah mahasiswa FE UNU NTB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H