Saya: gak mau pokok saya maunya kedokteran (sebenarnya saya belum memutuskan mau ambil jurusan apa, tujuan saya bilang ambil kedokteran unand buat bikin hati dia saja kalau diingat-ingat ternyata saya berengsek juga, seig heil teknik! )
Entahlah kalau dilihat-lihat kehidupan SMA saya terlalu nothing to lose tidak pernah memikirkan masa depan, pernah saya ulang harian dapat 100 dan ujian semester dan ujian semester diatas 90an tapi gara-gara tidak pernah bikin catatan ( tulisan saya jelek jadi percuma nyatat gak saya baca pun) nilai saya malah menurun anehkan? Semester besoknya saya malas-malas berharap nilai saya turun ehh malah naik, hmm sampai sekarang saya gak tau gimana cara sistem penilaian guru tersebut.
Seperti biasanya saya terlambat lagi yang mau baca silahkan kunjungi url tersebut, tapi kebetulan saya terlambat bareng argus (salah satu hero mobile legend, beliau diberi gelar argus karna sering dan jago main pakai Argus), Argus adalah teladan bagi siswa smantri, salah satu anak kesayangan buk Yunida Herawati, anak olimpiade fisika sering main warnet entah kapan waktu belajarnya, tapi ketika ujian nilai argus paling tinggi.Â
Saya mencoba mengulik argus mau ambil jurusan apa nantinya, Argus ke ITB kita yuk ambil jurusan teknik yuk, Argus mau ambil apa nantinya?tanya saya. Lalu arguspun menjawab FTI qod, tapi malang sekali jadi argus sang ibunda tidak mengizinkan anaknya merantau ke tanah pasundan, pada akhirnya Argus memilih Unand kalau tidak salah argus memilih teknik industri.
Saya sih pengen ikut argus milih teknik industri unand juga tapi setelah melihat matkul teknik industri unand terlalu banyak bahasa Inggris, setiap belajar bahasa Inggris badan saya panas dingin,akhirnya saya memutuskan untuk tidak memilih teknik industri unand dan beralih ke teknik sipil Unand.
Lalu kenapa pada akhirnya saya lulus Matematika unand? Karna tidak jadi diadakan ujian nasional dan utbk diundur jadi saya memutuskan untuk menonton sebuah film yang kelak menginspirasi saya untuk masuk jurusan matematika unand judul filmnya yaitu The man knew infinity, inti film tersebut ialah srinivasa ramanunjan hidup ditahun 1920an ( kemampuan matematika doi setara dengan euler) doi nyiptain rumus ditahun 1920an tersebut dan 100 tahun kemudian rumus doi dipakai untuk ngehitung black hole, saya yang terinspirasi langsung menempatkan jurusan matematika unand dipilihan pertama saya dan berharap agar saya kelak dapat seperti doi, ya sekarang saya masih bermimpi mana tau besok masa depankan tidak ada yang tahu.. ( andaikata kalau startup tayang dibulan maret atau april maka bukan jurusan matematika unand yang saya ambil mungkin jurusan sistem informasi atau ilmu ekonomi yang akan ambil kelaknya).
Apakah saya menyesal? Hmm.. entahlah semua orang pasti bisa matematika(kalau belajar) tapi tidak semua bisa menggambar menjadi sebuah alasan bagi saya tidak memilih jurusan teknik sipil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H