Mohon tunggu...
Muhammad AlQodri
Muhammad AlQodri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Di Mana Saja Lokasi buat "Cabut" di SMAN 3 Padang? (Part 1)

25 November 2020   23:14 Diperbarui: 26 November 2020   13:00 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi berbahaya jangan ditiru | dok. pribadi

Seperti biasanya tulisan absurd ini selalu dijadikan story wa, padahal kontak penulis kebanyakan sudah menjadi mahasiswa dan bagi kawan-kawan penulis yang setia membaca artikel penulis walaupun isinya absurd penulis ucapkan terimakasih :)

Penulis membuat artikel ini selain alasannya gabut adalah untuk memberikan ilmu-ilmu yang berguna bagi anak-anak smantri nantinya, sesuai kata John F. Kennedy "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang bisa engkau berikan kepada negaramu". Dan artikel ini suatu bentuk aksi nyata penulis :)

Isi artikel ini penulis akui bukan 100% pengalaman penulis, kebanyakan isinya bersumber dari ucapan dan tindakan kawan-kawan penulis yang merasa salah jurusan dan akhirnya cabut jadi jalan pilihan, penulis menekankan pada kawan-kawan yang baru masuk SMA bahwa IPA dan IPS itu sama, tidak ada lagi kasta antara mereka berdua. Kita hidup di tahun 2020-an bukan 1980-an, jadi jangan gengsi kalau masuk ips dan juga jangan sombong kalau masuk ipa.

Setiap SMA di mana saja berada baik SMA pinggiran ataupun sekolah unggulan  pasti mengandung didalamnya siswa yang rajin, siswa yang biasa, dan siswa yang biasa di luar, tapi walaupun ada penggolongan ini tetap saja semua siswa pernah cabut, ada yang cabut solo bahkan ada juga yang cabut berkelompok, ada yang cabutnya karna udah terjalin hablum minna satpam, ada juga yang cabutnya pakai aksi ninja warrior, ada yang cabutnya karena gabut dikelas, ada juga yang cabut demi dbl. 

Dalam dunia percabutan di smantri dibimbing oleh eskul yang bernama Sispaga (Siswa Panjat Pagar), eskul ini berdiri sendirinya tanpa adanya guru pembimbing dan tanpa ada dana bantuan, dana operasional eskul ini biasanya berasal dari anggotanya contoh: Lai ado tuh kawan sambil mengarahkan 2 jari kemulutnya (iykwim) dan eskul ini tidak pernah diliput oleh Padang TV saat adanya parade eskul, padahal eskul ini sangat besar jasanya bagi anak smantri terkhusus siswa baru.

Sebelumnya penulis sekedar memberitahukan bahwasanya orang yang sukses akademik belum tentu sukses dalam kehidupan, begitu juga orang yang gagal dalam akademik belum tentu juga gagal dalam kehidupan, dunia kita tidak sehitam putih itu, tapi penulis masih meyakini dengan pendidikan bisa merubah hidup seseorang. 

Manusia itu ibarat filosofi ikan hiu dan ikan salmon (gugel sendiri artinya), penulis berpesan untuk melakukan cabut ingat tulisan dipunggung John wick "Fortis Fortuna adiuvat" artinya "nasib baik berpihak kepada yang berani." Jadi hilangkan keraguan dalam dirimu sebelum melakukan cabut kalau enggak ya presentase kecyduk malah lebih besar.

Berikut ini beberapa tempat dan cara yang dilakukan penulis dan kawan penulis dalam dunia percabutan.

1. Dinding belakang di parkiran belakang

Kalau dilihat dari Google maps dinding nya belum dikasih pecahan kaca, mantaplah. | dokpri
Kalau dilihat dari Google maps dinding nya belum dikasih pecahan kaca, mantaplah. | dokpri

Dinding belakang parkiran ini tingginya kira-kira 2,5 meter dari arah dalam dan 3 meter dari arah luar, dulu diatasnya gak dikasih kawat atau pecahan kaca, sekarang gak tau di atasnya masih kosong atau udah dikasih pecahan kaca. 

Biasanya yang menggunakan tempat ini untuk cabut kalo tidak kelas 10 ya kelas 11, kelas 12 udah menjalani hablum minna satpam sehingga untuk keluar masuk sekolah gampang aja. 

Tempat ini emang tinggi, penulis pun awalnya heran kok bisa kawan-kawan penulis bisa lewat dinding tersebut padahal tingginya 2,5 meter, akhirnya penulis melakukan observasi ke tempat kejadian dan wawancara langsung ke tokoh utama, ternyata ada 2 titik yang bisa digunakan di parkiran belakang ini yang telah disiapkan oleh pendahulu sispaga. 

Yang pertama sekitar 0,5 meter dari tanah telah ada lubang kecil untuk pijakan sehingga memudahkan orang-orang untuk meloncat , dan yang kedua dekat pintu parkiran ada kayu kokoh yang biasanya tersedia dilantai bisa digunakan untuk penyagah agar bisa menaiki dinding. 

Kelemahan tempat Cabut ini adalah tidak bisa digunakan setiap saat hanya bisa digunakan saat istirahat pelajaran ataupun saat istirahat sholat karena kalo digunakan saat jam mata pelajaran maka langsung kena cyduk sama guru yang mengajar di kelas 12 yang langsung melihat keluar jendela, "Hei, ngapain kalian tuh!" Songgah guru itu. 

Terus kalau mau turun hati-hati karena meloncat otomatis gravitasi berperan disitu, untungnya ada gundukan-gundukan tanah, jangan sampai kaki patah gara-gara cabut, ingat rumah sakit mahal!

2. Dinding dekat Islamic center 

Dinding belakang Islamic Center | dok. pribadi
Dinding belakang Islamic Center | dok. pribadi

Antara islamic center dan WC ada suatu tempat kecil seperti banda tapi bersih karna udah disemen, tempat itu kira-kira memiliki lebar 50 cm, tingginya kira-kira 3 meter. 

Biasanya tempat ini bukan digunakan untuk cabut melainkan digunakan untuk menghindar dari hukuman kuli karena udah terlambat, iya benar di luarnya pendahulu sispaga udah membangun tumpukan batu agar bisa memudahkan orang-orang untuk memanjat dinding tersebut, kalau orangnya berbadan kecil disinilah gotong royong diperlukan, tapi ya setelah naik dinding turunnya hati-hati karena lebarnya yang 50cm tadi alias sempit.

3. Pagar di parkiran depan

Terletak disisi kiri biasanya tempat parkir mobil siswa, kalau guru parkir di dalam. | dokpri
Terletak disisi kiri biasanya tempat parkir mobil siswa, kalau guru parkir di dalam. | dokpri

Smantri tuh punya 2 pintu masuk yang pertama tuh lobi menerima tamu dan yang kedua gerbang untuk motor. Kalau mau masuk ke dalam smantri harus lewat 2 jalan nih (di belakang juga ada pintu parkiran belakang biasanya dibuka pagi hari), pas jam pelajaran gerbang untuk motor tuh dikunci jadi satu-satunya jalan menuju uks atau ke mesjid ya lewat lobi tamu nih.

Lobi tamu biasanya dijaga oleh guru-guru pl, dulu kawan-kawan saya ditanya  jawabnya kalau gak ke UKS atau gak mau sholat dhuha di mesjid. 

Setelah sukses mengelabui orang yang di lobi tamu nih langsung aja gercep ke arah parkiran depan, nah diparkiran depan banyak tempat yang udah dibikin sispaga, pagarnya pun lebih rendah tapi presentase kecyduk sama satpam lebih tinggi karena pos satpam dekat sana juga, ada juga tempat yang dilapisi seng dan pagarnya di logarin, kalau badan kawan-kawan kurus maka mudah aja cabut, nanti kalau dah keluar lanjut aja jalan ke belakang lagi nanti ketemu kedai namanya kadai babe.

4. Pagar di mesjid

Pagar masjid | dok. pribadi
Pagar masjid | dok. pribadi

Nah karena udah alasan mau sholat Dhuha, sholat Dhuha aja dulu jangan cabut diprioritaskan karena segala sesuatu terjadi karena izin Allah SWT dengan membujuk Allah SWT melalui sholat dhuha presentase untuk kecyduk rendah. 

Di mesjid nih ada penjaga ibuk-ibuk cuman satu orang, ibuk ini sangat tegas pokoknya sepatu gak boleh di lantai ubin, kalau kawan berani memakai sepatu dilantai ubin siap-siap aja kena ceramahi 7 hari 7 malam, nah karena udah kena ceramah otomatis niat untuk cabutnya buyar alias gak jadi. 

Jadi kawan-kawan di sini dapat pelajaran untuk melaksanakan setiap aturan yang ada "dima langit dijunjung disitu bumi dipijak", ingat misi kawan-kawan untuk cabut, bukan menunjukkan eksistensi keperkasaan kawan-kawan. 

Lanjut cerita nih, biasanya cabut di sini presentase kecyduk rendah karena penglihatan post satpam yang terhalang sama mesjid ditambah udah sholat dhuha tadi yang ketahuan tuh biasanya gak lihat kondisi dulu main loncat aja :( nah kan dimesjid tuh ada pagar mengarah keluar lewat aja di situ, lanjut kebelakang nanti ketemu kedai lagi namanya kadai pak amir (kalau ndk salah).

5. Cabut versi kaum Borjuis

Post satpam dan gerbang utama | dok. pribadi
Post satpam dan gerbang utama | dok. pribadi

Uang, uang dan uang. Emang uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang termasuk dalam dunia percabutan. Nah biasanya nih kalau cabutnya berkelompok ditambah ada uang maka jalan termudah untuk cabut ya sogok satpam (namanya juga manusia siapa yang ndak butuh uang) biasanya tuh satu bungkus rokok, pandai-pandai aja nego kalau udah dekat gak perlu disogok langsung aja keluar asalkan gak nampak sama guru, tapi ya kalau punya uang berlebih dan ada niat untuk cabut why not?

6. Cabut ekstrem

Aksi berbahaya jangan ditiru | dok. pribadi
Aksi berbahaya jangan ditiru | dok. pribadi

Salah satu kawan saya punya jadwal les sekitar jam 4-an nah masalahnya hari itu hari-hari dbl, namanya dbl pintu gerbang smantri nih ditutup dan pintu lobi tamu pas dbl selalu ada tulisan khusus untuk guru sedangkan pintu parkir belakang ditutup juga, ketiga titik tempat ini selalu dijaga. 

Ada dua pilihan yang pertama tetap disekolah sampai jam 4 dan yang kedua cabut. Jalan satu-satunya untuk cabut lewat di atap dekat mesjid. 

Dibilang ekstrem karena atap dekat mesjid tuh rapuh untung kawan saya nih badannya ringan kalau berat langsung dammm innalilahi, kalau gerak refleks otomatis terpegang kabel listrik nah rambut yang tadi botak berubah jadi mohawk. 

Perlu diketahui juga di sini kawan saya nih latihan hampir mirip kayak saitama setiap pagi jam 4 udah bangun terus lari sekeliling kompleks (katanya ya), asupan nutrisi tuh setiap hari bawa nasi porsinya 2 kali bisa dimakan dipagi hari atau siang hari dibungkus jadi satu agar irit kertas, pulang sekolah masih sempat untuk latihan pull up di gor namanya unitnya bagorass. 

Saat kemping orang tidur ditenda beliau malah tidur diluar tenda dengan keadaan telanjang dada dan malamnya selalu ngajak duel penghuni ghaib disana untuk melebarkan sayap eksistensi dia. 

Dengan ilmu begini cabut ekstrem tuh bukan apa-apa bagi beliau, jadi cabut ini jangan dicoba, ada cabut yang paling rendah kastanya alias paling cupu di dalam dunia percabutan apalagi kalau bukan next...

7. Cabut pakai surat izin

Lobi smantri masih belum diperbarui :( | dok. pribadi
Lobi smantri masih belum diperbarui :( | dok. pribadi

Penulis dan kawan penulis paling sering makai ini, biasanya ada surat izin yang udah ditanda tangani sama wakepsek, kalau udah ditanda tangani biasanya satpam percaya aja kalau bisa surat izin tuh tulis nama satu kelas biar satu kelas tuh cabut AOWKWKWK. Kenapa dibilang cupu? Karena ia cabut tapi gak pengen absennya cabut malah izin, penyelewengan surat perizinan. 

Gerbang pintu motor dan masjid | dokpri
Gerbang pintu motor dan masjid | dokpri

Smantri tuh tipe sekolah tegas, biasanya kalau udah ketahuan sering cabut biasanya dihukum langsung panggil ortu. Pernah ada waktu kelas 10 ada kawan yang ketahuan cabut dihukum jalan jongkok turun tangga di gedung B, otomatis disaksikan oleh kawan-kawan yang lain agar jadi contoh untuk tidak ditiru, tapi tetap aja yang jalan jongkok tuh cabut juga diesokkan harinya. 

Sebelum mau cabut tentuin dulu mau ke mana, keluar itu mudah tapi untuk masuk kembali tuh ada waktunya yang pertama waktu istirahat sholat dan yang kedua waktu mau pulang, cabut itu wajar kawan-kawan tapi ya jangan sering-sering, karena yang berlebihan itu tidaklah baik. 

Penulis menyadari tulisan ini masih banyak kekurangannya jadi penulis harapkan kawan-kawan yang udah berpengalaman dalam dunia percabutan ini memberikan masukan kepada penulis agar dapat melengkapi bagian yang rumpang dalam artikel ini,sekian dari penulis sampai jumpa di bagian selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun