Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam menegaskan,
"Tiadalah seorang muslim yang ditimpa musibah dalam bentuk kelelahan, sakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kecemasan, melainkan Allah menghapuskan segala kesalahan dan dosanya dengan musibah itu, hingga duri yang menusuknya juga sebagai penghapus dosa." (HR. Bukhari).
Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam juga bersabda:
"Barangsiapa yang Allah kehendaki pada dirinya kebaikan, niscaya dia akan ditimpakan musibah." (HR. al-Bukhari)
Ketiga, musibah sebagai hukuman berupa azab yang disegerakan karena kemaksiatan yang dilakukan dan tidak segera bertaubat. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam bersabda,
"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, disegerakanlah hukuman baginya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan pada hamba-Nya, Allah akan menahannya lantaran dosa-dosanya hingga (dibalas) secara sempurna kelak pada hari kiamat."Â (HR. At-Tirmidzi).
Begitu pula dengan situasi yang terjadi pada saat ini yg menerpa seluruh dunia termasuk indosia yakni corona virus dengan bencana yang terus menerpa, hendaknya menjadi cermin untuk evaluasi diri. Bertaubat atas segala kekeliruan yang telah dilakukan, serta kembali tunduk kepada segala aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sehingga kalaupun Allah menimpakan musibah, hendaknya kita berbaik sangka kepada Allah dan berharap musibah itu membawa berkah.
Penulis : Masyitha Al Qadri Lubis (Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H