Mohon tunggu...
Alpina TiaraEfendi
Alpina TiaraEfendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030018

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dua Tahun Daring, Karakteristik Pelajar Indonesia berubah

8 Juni 2022   06:16 Diperbarui: 8 Juni 2022   06:33 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan di Indonesia Pasca Pandemi

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, di Indonesia sendiri setiap warga negara wajib menerima Pendidikan minimal 12 (dua belas) tahun atau hingga SMA/sederajat. Wajib sekolah 12 tahun tersebut telah digalakkan oleh pemerintah di Indonesia sejak beberapa tahun kebelakang. Semakin kesini, semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya Pendidikan, sehingga sudah jarang ditemukan anak-anak yang putus sekolah kecuali dikarenakan factor-faktor tertentu.

Disaat minat Pendidikan di Indonesia mulai membaik, kita malah di hadapkan dengan pandemi. Pandemic covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019 ini membawa dunia pada krisis besar. Selama kurang lebih 2 (dua tahun) dunia mengalami pandemic yang tentunya berdampak pada segala bidang, salah satunya Pendidikan.

Indonesia melakukan lookdown pertama kali pada bulan maret 2020, saat itu kegiatan pembelajaran di sekolah ditiadakan. Kegiatan belajar mengajar di sekolah digantikan dengan pembelajaran jarak jauh menggunakan media internet atau daring. 

Hal tersebut masih berlangsung hingga saat ini, meskipun sudah ada beberapa sekolah dan perguruan tinggi yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka seperti semula. Namun, masih banyak pula perguruan tinggi yang menjalankan kegiatan perkuliahan secara daring atau setidaknya hybrid atau campuran (Sebagian daring dan Sebagian lainnya tatap muka). 

dokpri. Alpina
dokpri. Alpina

Melakukan pembelajaran jarak jauh selama kurang lebih dua tahun, tentunya merubah kebiasaan dan cara pembelajaran pula. Hal tersebut ternyata memberikan berbagai dampak pada bidang Pendidikan di Indonesia, baik dampak positif maupun negatif. 

Dampak positif dari pembelajaran jarak jauh akibat pandemic ini adalah dunia Pendidikan di Indonesia kini semakin maju, sebab para siswa/mahasiswa dan guru/dosen dituntut untuk mampu menguasai teknologi yang ada sebagai sarana pembelajaran supaya kegiatan pembelajaran tetap berjalan baik. 

Dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini dunia Pendidikan di Indonesia menjadi sangat mengandalkan teknologi modern yang ada seperti google meet, zoom, google classroom, dan sebagainya sebagai penunjang kegiatan pembelajaran. 

Bisa dikatakan dengan adanya pandemi ini masyarakat Indonesia dituntut untuk tidak gagap teknologi, sehingga kini masyarakat Indonesia mayoritas menguasai teknologi modern terutama pelajar dan mahasiswa serta para guru dan dosen. 

Dengan demikian secara tidak langsung pandemic ini membawa kita untuk menguasai teknologi dan bangsa Indonesia bisa mengikuti arus globalisasi melalui perkembangan teknologi yang ada.

Selain dampak positif, pandemi sendiri dapat dikatakan sebagai musibah besar yang menimpa seluruh masyarakat dunia. Berkaitan dengan musibah pasti akan ada dampak negatif. Dampak negatif pandemi terhadap Pendidikan Indonesia ialah membuat jarak antar siswa, antara siswa dan guru, demikian pula dengan mahasiswa dan dosen. 

Dikatakan menimbulkan jarak sebab dikarenakan pandemic kegiatan pembelajaran terpaksa harus dilakukan secara daring. Hal tersebut menyebabkan antara siswa dan guru mungkin tidak saling mengenal bahkan antar siswa itu sendiri, mungkin mereka hanya sekedar tahu tapi tidak mengenal dengan baik. 

Selain itu, kegiatan pembelajaran jarak jauh memiliki kemungkinan terjadi noise dalam penyampaian materi lebih besar dari pembelajaran tatap muka. 

Oleh karena itu banyak pelajar yang tidak paham betul dengan apa yang sebenarnya ia pelajari. Kemudian, berkaitan dengan penanaman nilai-nilai, dalam pembelajaran daring kita akan fokus pada materi pembelajaran saja, sangat jarang mendapatkan penanaman nilai-nilai moral. 

Berbeda jika kita melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah, disana kita mendapatkan pembelajaran moral secara tidak langsung dengan tata tertib yang harus dipatuhi serta budaya sekolah yang harus kita lakukan dan kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan oleh sekolah untuk dijalankan para siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun