Mohon tunggu...
Alpina TiaraEfendi
Alpina TiaraEfendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030018

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Combine Harvester Lebih Menguntungkan, Buruh Ditinggalkan

19 Februari 2022   11:40 Diperbarui: 7 Maret 2022   12:35 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga kita hanya tinggal mewadahi padi yang sudah rontok kedalam karung, dan untuk mengoperasikan alat ini hanya dibutuhkan satu orang guna mengendalikan dan mengarahkan alat ini layaknya seorang supir. 

Harga mesin ini memang mahal sehingga tidak semua petani atau pemborong memilikinya, biasanya mereka akan menyewa alat ini dengan harga 500 ribu untuk satu iring sawah. Waktu yang dibutuhkan untuk memanen satu iring sawah menggunakan combine harvester sekitar setengah jam. 

Jika mempekerjakan buruh, biasanya untuk menyelesaikan panen satu iring sawah dibutuhkan waktu sekitar satu hari tergantung jumlah anggota buruh setiap rombongannya. Biasanya para buruh akan di bayar menggunakan bawon, yaitu padi hasil panen dari sawah itu sendiri dengan presentase 1/6. 

Misalnya, jika hasil panen  mencapai 1,2 ton maka upah yang akan diperoleh oleh satu rombongan adalah 1/6 dari satu ton yaitu 2 kwintal. Hasil panen dari satu iring sawah biasanya dapat mencapai 1 ton lebih, namun Kembali lagi pada kondisi tanaman padi itu sendiri. 

Meskipun sama-sama satu iring jumlah hasil panen dapat berbeda tergantung pada kualitas tanamannya, tak jarang terjadi gagal panen atau hasil panen sedikit karena padinya kosong akibat diserang hama atau tanaman padi ambruk terkena banjir sehingga tidak dapat dipanen.

Memanen satu iring sawah menggunakan combine harvester pemilik sawah hanya perlu mengeluarkan budget 500 ribu untuk biaya sewa per iring. 

Sedangkan jika mempekerjakan buruh, pemilik sawah perlu membayar upah dengan sistem bawon serta ditambah lagi biaya untuk camilan atau masyarakat biasa menyebutnya pacitan serta makan siang. “Kalau pakai buruh, pagi harus kasih pacitan jam 8 pagi, siangnya waktu makan siang harus mengirim makan siang, terus sorenya sekitar jam 2 ngirim pacitan lagi. Repot kalau diburuhin, harus masakin, ngirim, siapin minum. 

Belum lagi hasilnya belum bersih, masih ada awulnya jadi kalau mau dijemur harus di silir. Kalau pakai combine praktis, cepet, hasilnya bersih tinggal jemur” ujar mbah jumaliyah, salah seorang petani.

Sunarni, salah seorang pemilik sawah juga mengatakan bahwa saat musim panen ia bisa menghabiskan 400 ribu untuk biaya makan siang dan pacitan buruh, belum lagi upah yang harus dibayarkan sebesar 1/6 bagian dari hasil panen. 

Harga padi jika sedang bagus bisa mencapai 400 ribu per kwintalnya, jika satu hari buruh mampu menyelesaikan satu iring dengan hasil panen 1,2 ton maka mereka bisa mendapatkan uang sebesar 800 ribu per rombongan. 

Salah seorang buruh tani mengaku rombongannya mendapat uang sekitar 700 ribu dari hasil penjualan bawon satu iring, itu diluar makan siang dan pacitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun