Surah Al-Baqarah merupakan surah kedua dalam Al-Qur'an dan termasuk dalam golongan surah Madaniyah, yaitu surah yang diturunkan di Madinah. Surah ini adalah surah terpanjang dalam Al-Qur'an dengan 286 ayat yang mencakup berbagai aspek ajaran Islam. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam dan penting adalah ayat ke-163.
Teks dan Terjemahan Surah Al-Baqarah Ayat 163
Teks Arab dari Surah Al-Baqarah ayat 163 adalah sebagai berikut:
Transliterasi:
Wa ilhukum ilhun wid, l ilha ill huwa ar-ramnu ar-ram.
Terjemahan: "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."
Makna Ayat
Ayat ini menegaskan konsep tauhid atau keesaan Allah dalam Islam. Berikut adalah beberapa poin penting yang terkandung dalam ayat ini:
Keesaan Allah (Tauhid): Ayat ini menekankan bahwa hanya ada satu Tuhan yang layak disembah, yaitu Allah. Ini adalah inti dari ajaran Islam yang membedakan antara kepercayaan monoteistik Islam dengan kepercayaan politeistik atau kepercayaan yang menyembah lebih dari satu Tuhan.
Pengesahan dan Penegasan: Frasa "l ilha ill huwa" merupakan deklarasi pengesahan dan penegasan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Deklarasi ini bukan hanya mengandung makna teologis, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat bagi umat Muslim untuk selalu berpegang teguh pada keyakinan monoteistik.
Sifat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang: Ayat ini juga menekankan dua sifat Allah yang paling sering disebutkan dalam Al-Qur'an, yaitu Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang). Kedua sifat ini menunjukkan bahwa meskipun Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berkuasa, Dia juga penuh kasih sayang dan rahmat terhadap makhluk-Nya.
Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Surah Al-Baqarah ayat 163 tidak hanya memberikan pemahaman teologis tetapi juga mengarahkan bagaimana umat Muslim seharusnya menjalani kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa cara implementasinya:
Keyakinan yang Teguh: Umat Muslim diharapkan memiliki keyakinan yang kuat terhadap keesaan Allah dan menghindari segala bentuk syirik atau penyekutuan Allah dengan sesuatu yang lain.
Pengamalan Sifat Rahman dan Rahim: Umat Muslim dianjurkan untuk meneladani sifat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dengan berbuat baik dan kasih sayang kepada sesama makhluk. Hal ini termasuk membantu yang membutuhkan, bersikap lembut terhadap sesama, dan menghindari kekerasan serta kedengkian.
Penghambaan yang Sempurna: Mengakui keesaan Allah berarti menyerahkan seluruh aspek kehidupan kepada-Nya, termasuk ibadah, etika, dan moral. Umat Muslim diharapkan untuk selalu mengingat Allah dalam setiap perbuatan dan menjadikan Dia sebagai tujuan akhir dalam segala hal.
Penulis : M. Alfi Fathul Hilal
Dosen pengampu : Dr. H. Hamidullah Mahmud, LC,MA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H