Mohon tunggu...
Alpiannoor hady
Alpiannoor hady Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UIN ANTASARI Banjarmasin, jurusan studi agama-agama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadist tentang Pahala Kebajikan

12 Mei 2020   07:58 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:36 2249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui tentangHadist tentang Pahala Kebajikan (unsplash/sigmund)

Kebaikan merupakan hal utama dalam menjalani hidup. Rasulullah merupakan sosok yang pantas untuk kita jadikan sebagai teladan dalam berbuat kebaikan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

: ( . )
 --
Terjemahan:

Dari Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau meriwayatkan dari Tuhannya, Tabaaraka wa ta'aala. Firman-Nya : "Sesungguhnya Allah telah menetapkan nilai kebaikan dan kejahatan, kemudian Dia menjelaskannya. Maka barangsiapa berniat mengerjakan kebaikan tetapi tidak dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna. 

Jika ia berniat untuk berbuat kebaikan lalu ia mengerjakannya, Allah mencatatnya sebagai 10 sampai 700 kali kebaikan atau lebih banyak lagi. Jika ia berniat melakukan kejahatan, tetapi ia tidak mengerjakannya, Allah mencatatkan padanya satu kebaikan yang sempurna. 

Jika ia berniat melakukan kejahatan lalu dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kejahatan.(HR. Bukhari dan Muslim dalam Kitab Shahihnya dengan lafazh ini)

Baca juga : Ibarat Air Susu Dibalas Air Tuba, Ketika Kebaikan Dibalas Kejahatan

Pensyarah Hadits ini berkata : Ini adalah suatu hadits yang sangat mulia dan berharga. Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa betapa banyaknya kelebihan yang Allah berikan kepada makhluk-Nya. 

Di antaranya adalah orang yang ingin berniat melakukan kebaikan sekalipun belum dilaksanakan mendapat satu pahala, sedangkan bagi orang yang ingin berniat berbuat dosa tetapi tidak jadi dikerjakan, mendapat satu pahala, dan bila ia laksanakan mendapat satu dosa. 

Orang yang berniat baik kemudian melaksanakannya, Allah tetapkan baginya  10x pahala. Ini adalah suatu keutamaan yang sangat besar, yaitu dengan melipat gandakan pahala kebaikan, tetapi tidak melipat gandakan siksa atas perbuatan dosa. 

Allah tetapkan keinginan berbuat baik sebagai suatu kebaikan, karena keinginan berbuat baik itu merupakan perbuatan hati yang ditekadkannya.

Semua ini berdasarkan niat dalam hati, apa yang diniatkan dari awal itulah yang akan ia kerjakan meskipun ia tidak ingin mengerjakannya. Setiap orang tidak bisa dinilai dari penampilannya, karena apabila dinilai dari penampilannya kita akan selalu merasa lebih baik dari dirinya. 

Baca juga : Pandemi Bukanlah Halangan untuk Menebar Kebaikan

Maka dari itu rasulullah mengajarkan kita untuk selalu berhusnuzon kepada setiap makhluk hidup khususnya manusia, karena kita tidak mengetahui isi hati dari setiap mahkluk hidup.

Berdasarkan sabda diatas ada yang berpendapat, bahwa seharusnya orang yang berniat berbuat dosa tetapi belum melaksanakannya dicatat sebagai 1 dosa, karena keinginan melakukan sesuatu merupakan bagian dari pekerjaan hati. 

Ada pula yang berpendapat tidak seperti itu, sebab orang yang mengurungkan berbuat dosa dan menghapus keinginannya untuk berbuat dosa dan menggantinya dengan keinginan lain yang baik. Dengan demikian dia diberi pahala 1 kebaikan. 

Tersebut pada Hadits lain :  ia meninggalkan niat jeleknya itu karena takut kepada-Ku

Hadits ini mempunyai kesamaan dengan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam : Setiap muslim punya shadaqah. Mereka (para sahabat) bertanya : Sekalipun dia tidak melakukannya?

Sabda beliau : Hendaklah dia mengurungkan niat jahatnya, maka hal itu menjadi sadaqah bagi dirinya. (riwayat Bukhari di Kitab Adab)

Baca juga : Ada 3 Cara Memberi untuk Menulis Kebaikan di Hati Penerima

Adapun orang yang meninggalkan niat jahatnya karena dipaksa atau tidak sanggup menjalankannya, maka tidaklah dicatat sebagai suatu kebaikan (yang mendapat pahala) dan tidak termasuk dalam pembicaraan Hadits ini.

Thabari berkata : Hadits ini membenarkan pendapat yang mengatakan : Pembatalan niat seseorang dalam melakukan kebaikan atau keburukan tetap dicatat oleh malaikat, asalkan dia menyadari apa yang diniatkan itu. 

Ia membantah pendapat yang beranggapan bahwa malaikat hanya mencatat pembatalan.

Karena selain mencatat pembatalannya malaikat juga mencatat sebab karena apa iya tidak jadi mengerjakan suatu hal yang mudhorat. Oleh karena itu kita harus lah selalu memperdalam ilmu agama agar terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dan agar selalu mendapatkan keridho an darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun