Mohon tunggu...
ALPHA MARIANI
ALPHA MARIANI Mohon Tunggu... -

Belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Tri Sakti Jiwa" Ki Hajar Dewantoro Tangkal Hoax

2 November 2017   20:05 Diperbarui: 2 November 2017   20:22 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dua hal itulah yang akhirnya menjadi lahan yang subur bagi maraknya berita bohong dewasa ini. Tidak sadar bahwa dampak negatif yang dihasilkan dapat memporak-porandakan tatanan kehidupan bersama dalam lingkup manapun.

Teliti sebelum "membeli" dan membagi

Kecenderungan menerima berita tanpa analisis yang memadai menunjukkan bahwa seseorang/kelompok memiliki latar belakang pendidikan yang "pas-pasan", paling tidak menunjukkan bahwa keinginan untuk belajar (menganalisa dengan logika, membandingkan, mencari second opinion, mencari sumber utama/baku) masih rendah.

Beberapa cara praktis untuk mengidentifikasi sebuah berita merupakan hoax adalah dengan memperhatikan judul dari sebuah berita. Banyak sekali beredar artikel maupun informasi yang diberi judul provokatif-bombastis, bahasa sekarang lebay, yang sebenarnya tidak sama dengan isi artikelnya. Namun ada kalanya informasi yang  terkandung di dalam artikel / berita merupakan informasi yang benar namun merupakan berita lama yang dimunculkan kembali. Munculnya berita lama dan beredar lagi akan membuat kesan bahwa berita tersebut baru terjadi sehingga bisa menyesatkan pembaca yang tidak teliti dalam melihat kembali tanggal berita. 

Berita-berita yang secara provokatif mengajak untuk melakukan suatu gerakan yang memiliki nuansa kekerasan (baik kekerasan fisik maupun simbolis) misalnya : mengandung kata-kata memboikot, melarang, menolak dengan keras, memusnahkan atau menyerang dapat kita "curigai" mengandung kebohongan. Kita juga bisa mendeteksi kebohongan berita dari sumber yang disajikan/terkutip. Jangan mudah percaya pada berita-berita yang sumbernya tidak jelas, tidak  kredibel, tidak pernah didengar dan bisa dicek status keberadaannya atau hanya meneruskan dari pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Seperti berita berantai contohnya. 

Ada cara lain untuk mengidentifikasikan sebuah berati mengandung kebenaran atau tidak yakni dengan mencari second opinion, nara sumber yang lain dengan cara banyak membaca, membandingkan atau mendiskusikan dengan mereka-mereka yang berkompeten di bidangnya.

Hoaxberkaitan dengan jenis tanaman hias yang dapat menyebabkan kanker pernah menjadi heboh di sekolah penulis. Tanaman yang dimaksud adalah zamioculcas zamiifolio dikenal dengan nama tanaman dolar. Tampilan daunnya mengkilap indah serta dapat diperbanyak dengan mudah. Karena tampilan yang menarik dan dapat dipelihara dengan mudah, maka tanaman ini banyak digunakan sebagai tanaman hias di kelas--kelas sekolah penulis.

Kabar mengenai tanaman dolar yang menyebabkan kanker darah (leukimia) beredar melalui WA (Whatsapp). Diberitakan seseorang meninggal karena leukimia, almarhum semasa hidupnya meneliti tanaman ini untuk meraih gelar master di kampus USM (Universitas Sains Malaysia). Dikabarkan pula bahwa teman peneliti satu tim sudah meninggal setahun sebelumnya dengan mengidap penyakit yang sama. Dalam WA diinformasikan bahwa bahaya tanaman ini sudah diketahui sejak dulu di China tapi hanya diberitakan intern dalam surat kabar di China. Di akhir berita ada ajakan untuk memusnahkan dan membakar tanaman ini sebelum berbunga, karena bunganya dapat menyebabkan kanker darah(leukimia).

Berita ini tersebar dengan cepat melalui WA, alhasil beberapa rekan dan karyawan sekolah mulai menyingkirkan tanaman dolar ini. Ada seorang karyawan yang memverifikasi berita tersebut ke saya. Keterbatasan pengetahuan mengenai tanaman ini membuat saya menunda menjawab pertanyaan tersebut. Informasi Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa tanaman ini yang termasuk keluarga talas -- talasan biasanya memiliki kandungan oksalat pada bagian tubuh tanaman. 

Sedangkan senyawa oksalat sendiri bukan senyawa karsinogen penyebab kanker. Selain itu ada artikel tertulis dari Universitas Sains Malaysia (USM) yang membantah tentang berita meninggalnya dua peneliti. Pihak USM justru menghimbau agar pengguna media sosial berhenti menyebarkan berita ini. Setelah informasi yang diperoleh saya rasa cukup, barulah saya memberikan jawaban dengan memberikan artikel--artikel sebagai bukti untuk meyakinkan karyawan tersebut bahwa berita yang beredar di WA adalah hoax.

Belajar dari Ki Hajar Dewantoro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun