Mohon tunggu...
Cokorda Agung Istri Wedawati
Cokorda Agung Istri Wedawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta

Saya merupakan penulis amatir yang menggemari fiksi tetapi akun ini digunakan untuk keperluan perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tirto, Media Indonesia Pertama yang Diverifikasi IFCN

27 September 2022   14:17 Diperbarui: 27 September 2022   14:22 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kalian bahwa Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang terhubung dengan jaringan internet global?

Ini dimulai pada tahun 1990-an dan Universitas Indonesia adalah pelopor dari perkembangan internet di Indonesia. Pada saat itu, internet memiliki nama lain yakni Paguyuban Network (Evanalia, 2021).

Ini dilatarbelakangi oleh semangat kerja sama dan kekeluargaan dari para pengembangnya. Namun seiring berkembangnya zaman, masyarakat yang menggunakan internet semakin individualis dan memiliki nilai jual.

PT Rahajasa Media Internet (Radnet) adalah perusahaan jasa internet pertama di Indonesia. Awalnya, Radnet hanya menggarap dari sisi desain dan web, sedangkan konten berita berasal dari surat kabar Republika (Widodo, 2020:43).

Republika Online menjadi media pertama yang diterbitkan saat memasuki era konvergensi. Melalui internet, konten media tidak berhenti di hanya teks dan foto, tapi memungkinkan penggunaan multimedia.

Tentu saja Republika memanfaatkan fitur atau fungsi tersebut.

Tak lama kemudian, Kompas menyusul dengan versi internet atau onlinenya. Kompas Online hadir pada 14 September 1995. Kompas online digunakan untuk menjadi wadah baru yakni online platform dari Harian Kompas.

Oleh sebab itu, Republika dan Kompas adalah dua media online pertama yang membawa konten dari media cetak ke internet.

Melihat Republika dan Kompas yang semakin memperluas jaringannya, Tempo juga tidak mau ketinggalan. Tempo yang basis awalnya adalah majalah akhirnya membuat Tempo yang dapat diakses dengan internet.

Namun, menurut penuturan dari redaktur Tempo.co (sebelumnya tempointeraktif.com), Tempo.co bukanlah versi online dari majalah Tempo (Widodo, 2020:44).

Jadi konten-konten yang disajikan di majalah Tempo akan berbeda dengan konten-konten yang diunggah di Tempo.co. Hanya saja, Tempo memiliki fitur langganan yang memberikan benefit untuk penggunanya mengakses majalah maupun surat kabar Tempo versi cetak dari edisi pertama hingga terbaru.

Pada dekade yang sama, sebenarnya banyak media-media online yang mengusung konsep sama mulai bermunculan. Namun, tidak sedikit pula yang akhirnya gugur karena biaya operasional.

Salah satu yang masih bertahan saat ini adalah Kompas.com, Tempo.co karena memang ditopang oleh media versi cetaknya. Selain itu, detik.com, republika.co.id, suarapembaruan.com, bisnis.com, juga masih tetap eksis.

Perkembangan semakin pesat dan inovasi di media-media online dibutuhkan, misalnya media online yang tidak 'kaku' atau 'serius' seperti media berita online kebanyakan. Internet selain menjadi sumber yang edukatif tetapi juga sebagai hiburan.

Kapanlagi.com lahir tahun 2003 dimana ia berjaya sebagai situs entertainment terbesar menurut Comscore.

Kemudian, disusul pada tahun 2000-an muncul Kompasiana.com yang memiliki konsep User Generated Content. Tahun 2010-2012 muncul YahooNews sebagai news agregator dan media online berjejaring seperti Kapanlagi.com.

Tahun berikutnya, tepatnya 2012-2016 muncul lagi media online dengan kebaruannya, yakni punk media yang mengembangkan liputan indepth dan analisis serta konvergensi seperti Tirto.id, Vice, The Conversation (Widodo, 2020:47). 

Mengenal Tirto.id

Tirto.id adalah salah satu situs berita online di Indonesia yang memanfaatkan elemen-elemen multimedia di setiap beritanya. Media online ini berdiri pada tanggal 3 Agustus 2016 dan telah terdaftar di Dewan Pers Indonesia (Pratiwi & Darmawan, 2019:36) 

Tirto.id hadir untuk mengubah pandangan mengenai berita online masa kini yang dapat dikatakan bergerak sangat cepat.

Bergerak sangat cepat tetapi dengan analisis yang dangkal, lepas dari konteks dan tidak enak dibaca. Tirto yang memiliki filosofi air, dimana air mengalir, mengisi ceruk, sekaligus jernis-menunjukkan kedalaman dan air selalu dibutuhkan.

Selain filosofi air dan alternatif pengucapannya, Tirto dipilih sebagai bentuk rasa hormat kepada Tirto Adhi Seorjo (1880-1918) yakni bapak pers sekaligus pahlawan nasional.

Semasa hidup Tirto Adhi Seorjo, beliau terlibat dalam penerbitan Soenda Berita, median Prijaji, Putri Hindia, dan lain-lain. 

Beliau sangat cerdas dan memanfaatkan surat kabar sebagai alat perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda yang menjajah saat itu.

Oleh sebab itu, untuk mengenang jasa beliau, media online ini memilih nama Tirto. 

Tirto.id memiliki visi untuk mencerahkan (enlightment) tulisan, menyajikan tulisan yang jernih (clear), berwawasan (insightful), memiliki konteks, mendalam, faktual dengan didukung oleh data-data kuantitatif dan kualitatif yang dapat dipertanggungjawabkan.

Media online ini terdiri dari awak yang memiliki pengalaman dan terampil di bidang ilmu sosial, riset, penulisan jurnalistik, serta olah statistik. Tirto.id merupakan media online dengan dasar sebagai jurnalisme presisi. 

Media ini menyajikan data dengan memanfaatkan fitur foto, kutipan, rekaman peristiwa, serta data statistik yang ditampilkan langsung maupun melalui infografik dan video infografik.

Selain itu, seperti yang dijelaskan sebelumnya, konten-konten di Tirto.id dilengkapo dengan hasil analsisi ratusan media massa dari seluruh Indonesia. 

Melalui websitenya, Tirto.id mengklaim bahwa mereka berdiri untuk semua golongan dan tidak bekerja untuk kepentingan politik mana pun.

Ini menjadikan Tirto.id sebagai media pertama di Indonesia yang lolos verifikasi International Fact-Checking Network (IFCN) (Yulika, 2018). IFCN sendiri adalah jaringan media internasional yang berkomitmen mengurangi berita keliru maupun palsu melalui pemeriksaan fakta dan penjelasan rinci.

Berarti dapat disimpulkan, Tirto.id adalah media online yang dapat dipercaya.

References:

Evanalia, S. (2021, Februari 19). Sejak Kapan Internet Ada di Indonesia? Retrieved from Kompas.com: https://www.kompas.tv/article/148177/sejak-kapan-internet-ada-di-indonesia

Riyanti Hayuning Pratiwi, F. D. (2019). Infografis sebagai Pendukung Berita In-depth dalam Situs Tirto.id. MediaTor, Vol 12 (1), 36.

Widodo, Y. (2020). Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta: Universita Atma Jaya Yogyakarta.

Yulika, N. C. (2018, Januari 20). Tirto, Media Indonesia Pertama yang Lolos Verifikasi IFCN. Retrieved from Liputan6.com: https://www.liputan6.com/news/read/3232563/tirto-media-indonesia-pertama-yang-lolos-verifikasi-ifcn

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun